Brasil Setuju Produksi Sputnik V, Vaksin Covid-19 Buatan Rusia
Parana Technology Institute (Tecpar) Brasil memutuskan untuk memproduksi vaksin corona (Covid-19) buatan Rusia, Sputnik V.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Namun, di sisi lain hal itu telah menimbulkan kekhawatiran, hanya sekadar menempatkan prestise Nasional di atas ilmu pengetahuan dan keselamatan.
Berbicara pada pertemuan pemerintah di televisi negara, Putin mengatakan vaksin yang dikembangkan Institut Gamaleya Moskow, aman.
Bahkan vaksin itu telah diujicobakan kepada seorang putrinya.
Baca: Rusia Beri Peringatan Keras pada AS: Serangan Rudal Balistik Apapun akan Dibalas dengan Nuklir
"Saya tahu vaksin itu bekerja cukup efektif, membentuk kekebalan yang kuat dan saya ulangi, itu telah lulus dari semua persyaratan yang diperlukan," kata Putin.
Dia berharap Rusia akan segera mulai memproduksi massal vaksin tersebut.
Lebih dari 100 calon vaksin sedang dikembangkan di seluruh dunia untuk mencoba menghentikan pandemi Covid-19.
Setidaknya empat calon berada pada tahap III uji klinis pada manusia, menurut data WHO.
Sepekan lalu, Senin (3/8/2020), Rusia mengatakan, mereka akan memulai produksi massal vaksin Covid-19 bulan depan.
Kemudian tahun depan, Rusia menargetkan akan memproduksi "beberapa juta" dosis per bulannya.
Negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu sangat gencar mengembangkan beberapa calon vaksin corona.
Salah satunya yang diuji coba oleh lembaga Gamaleya di Moskwa telah mencapai tahap pengembangan lanjut dan akan didaftarkan segera ke negara.
"Kami sangat yakin dapat memulai produksi massal pada September," kata Menteri Perindustrian Denis Manturov, dalam wawancara yang diterbitkan kantor berita pemerintah Rusia, TASS.
"Kami akan dapat memastikan volume produksi beberapa ratus ribu per bulan, dengan peningkatan yang menjadi beberapa juta awal tahun depan," lanjutnya dikutip dari AFP.
Ia juga menambahkan, salah satu pengembang vaksin sedang mempersiapkan produksi di tiga lokasi Rusia tengah.
Lalu Kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) yang membiayai uji coba mengatakan, dirinya berharap pendaftaran resmi vaksin akan selesai dalam 10 hari.