Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Brasil Setuju Produksi Sputnik V, Vaksin Covid-19 Buatan Rusia

Parana Technology Institute (Tecpar) Brasil memutuskan untuk memproduksi vaksin corona (Covid-19) buatan Rusia, Sputnik V.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Brasil Setuju Produksi Sputnik V, Vaksin Covid-19 Buatan Rusia
Foto Nikkei
Ilustrasi Vaksin Covid-19 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, RIO DE JANEIRO - Parana Technology Institute (Tecpar) Brasil memutuskan untuk memproduksi vaksin corona (Covid-19) buatan Rusia, Sputnik V.

Keputusan itu termuat dan ditandatangani dalam perjanjian kerja sama antara Tecpar dengan Badan investasi Rusia (RDIF/Russian Direct Investment Fund).

Rusia disebut-sebut sebagai negara pertama di dunia mendaftarkan vaksin corona, meskipun para ahli mempertanyakan masalah keamanan saat perusahaan farmasi lain masih melakukan pengujian massal tahap III.

Tecpar, mengatakan mungkin impor vaksin akan bisa lebih awal dari tanggal produksi, jika Lembaga regulator kesehatan Brasil memberi izin.

Baca: Kini Tercatat Ada 76.515 Kasus Suspek dan 39.290 Pasien Dirawat Terkait Covid-19 di Indonesia

Melalui kerjasama tersebut diharapkan produksi vaksin Sputnik V dan distribusinya di Brasil dan negara Amerika Latin lainnya akan lebih mudah.

Dalam konferensi pers, Direktur Tecpar, Jorge Callado, menyatakan, produksi belum bisa dimulai apabila hasil uji klinis di Rusia belum dikirimkan ke mereka.

Berita Rekomendasi

Hingga saat ini, kata dia, Rusia bahkan belum mengirimkan hasil uji klinis fase 1 dan 2.

Baca: Ini Kendala dalam Melakukan Uji Klinis Vaksin Covid-19

Duta Besar Rusia Sergey Akopov, berbicara dari Brasilia dalam video konferensi dari penandatanganan MoU, mengatakan tujuan dari kerjasama dengan negara bagian Parana adalah "untuk membantu satu sama lain dalam mengembangkan, menguji dan akhirnya memproduksi vaksin."

Kedutaan Rusia juga telah berdiskusi dengan negara bagian Bahia tentang Nota Kesepahaman yang sama.

Para ahli kesehatan masyarakat Brasil dan mantan pejabat senior mengatakan mereka memiliki keprihatinan keamanan tentang vaksin, yang belum lulus uji klinis tahap III.

Brasil melakukan uji coba untuk beberapa kandidat vaksin corona.

Sebelumnya Kementerian Kesehatan mengatakan akan membeli lebih dari 100.000.000 dosis yang sudah direncanakan untuk vaksin buatan perusahaan farmasi Inggris, AstraZeneca.

Duterte Siap Jadi 'Kelinci Percobaan'

Presiden Filipina Rodrigo Duterte memuji upaya Rusia dalam mengembangkan vaksin virus corona atau Covid-19.

Bahkan Duterte bersedia berpartisipasi menjadi sukarelawan dalam uji coba Vaksin buatan Rusia tersebut.

Karena itu, ia menyambut tawaran pasokan dari Moskow yang ia harapkan akan bebas biaya alias gratis.

Selasa (11/8/2020), Rusia menjadi negara pertama di dunia memberikan persetujuan vaksin Covid-19.

Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan vaksin Corona yang dikembangkan Rusia telah mendapatkan persetujuan regulasi dan telah didaftarkan untuk bisa digunakan secara massal.

Baca: BREAKING NEWS : Putin Umumkan Rusia Negara Pertama Produksi Vaksin Covid-19

Rusia telah menawarkan untuk memasok vaksin di Filipina atau bekerja sama dengan perusahaan lokal untuk memproduksinya secara massal.

Filipina termasuk di antara negara di Asia yang memiliki jumlah kasus tertinggi, yang meningkat 2.987 menjadi 139.538 pada Selasa (11/8/2020).

"Saya akan memberitahu Presiden (Vladimir) Putin, saya memiliki kepercayaan besar dalam studi Anda dalam memerangi Covid dan saya percaya vaksin yang telah Anda hasilkan sangat baik bagi umat manusia," kata Duterte.

Baca: Rusia Kembangkan Senjata Nuklir Hipersonik Baru, Vladimir Putin: Tak Ada Bandingannya di Dunia

Perlombaan sejumlah negara di dunia untuk mengembangkan vaksin Covid-19 telah membawa kekhawatiran bahwa kecepatan dan prestise Nasional dapat membahayakan keselamatan.

Untuk menghilangkan ketakutan publik, Duterte menawarkan diri menjadi kelinci percobaan dan berkata "Saya bisa menjadi yang pertama yang dapat mereka lakukan uji coba."

Rusia Jadi Negara Pertama di Dunia Setujui Vaksin Covid-19

Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia menjadi negara pertama di dunia memberikan persetujuan penggunaan vaksin Covid-19 setelah kurang dari dua bulan diujikan kepada manusia.

"Pagi ini, untuk pertama kalinya di dunia, vaksin untuk melawan virus corona telah didaftarkan," ujar Putin dalam konferensi pers virtual seperti dilansir dari AFP, Selasa (11/8/2020).

Reuters melaporkan, persetujuan ini dikeluarkan setelah kurang dari dua bulan pengujian pada manusia.

Kecepatan di mana Rusia bergerak untuk meluncurkan vaksinnya itu menyoroti tekad untuk memenangkan perlombaan global memperoleh produk yang efektif.

Baca: Rusia Langsung Terima Pesanan Satu Miliar Dosis Vaksin Anticorona dari 20 Negara

Namun, di sisi lain hal itu telah menimbulkan kekhawatiran, hanya sekadar menempatkan prestise Nasional di atas ilmu pengetahuan dan keselamatan.

Berbicara pada pertemuan pemerintah di televisi negara, Putin mengatakan vaksin yang dikembangkan Institut Gamaleya Moskow, aman. 

Bahkan vaksin itu telah diujicobakan kepada seorang putrinya.

Baca: Rusia Beri Peringatan Keras pada AS: Serangan Rudal Balistik Apapun akan Dibalas dengan Nuklir

"Saya tahu vaksin itu bekerja cukup efektif, membentuk kekebalan yang kuat dan saya ulangi, itu telah lulus dari semua persyaratan yang diperlukan," kata Putin.

Dia berharap Rusia akan segera mulai memproduksi massal vaksin tersebut.

Lebih dari 100 calon vaksin sedang dikembangkan di seluruh dunia untuk mencoba menghentikan pandemi Covid-19.

Setidaknya empat calon berada pada tahap III uji klinis pada manusia, menurut data WHO.

Sepekan lalu, Senin (3/8/2020), Rusia mengatakan, mereka akan memulai produksi massal vaksin Covid-19 bulan depan.

Kemudian tahun depan, Rusia menargetkan akan memproduksi "beberapa juta" dosis per bulannya.

Negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu sangat gencar mengembangkan beberapa calon vaksin corona.

Salah satunya yang diuji coba oleh lembaga Gamaleya di Moskwa telah mencapai tahap pengembangan lanjut dan akan didaftarkan segera ke negara.

"Kami sangat yakin dapat memulai produksi massal pada September," kata Menteri Perindustrian Denis Manturov, dalam wawancara yang diterbitkan kantor berita pemerintah Rusia, TASS.

"Kami akan dapat memastikan volume produksi beberapa ratus ribu per bulan, dengan peningkatan yang menjadi beberapa juta awal tahun depan," lanjutnya dikutip dari AFP.

Ia juga menambahkan, salah satu pengembang vaksin sedang mempersiapkan produksi di tiga lokasi Rusia tengah.

Lalu Kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) yang membiayai uji coba mengatakan, dirinya berharap pendaftaran resmi vaksin akan selesai dalam 10 hari.

"Jika ini disetujui dalam 10 hari ke depan, kami akan mengungguli tidak hanya Amerika Serikat tapi juga negara-negara lain. Itu akan menjadi vaksin virus corona pertama yang terdaftar," ucap Ketua RDIF Kirill Dmitriev dalam pernyataannya yang disiarkan televisi.

Sementara itu, calon vaksin lain yang dikembangkan laboratorium Vektor yang berbasis di Siberia, saat ini sedang menjalani uji klinis.

Kemudian dua calon vaksin lainnya akan mulai diuji coba ke manusia dalam dua bulan ke depan.

Keterangan itu disampaikan Menteri Kesehatan Mikhail Murashko pada Sabtu (1/8/2020) yang dikutip AFP.

Vaksin Gamaleya juga disebut vaksin virus vektor yang artinya vaksin ini memakai virus lain untuk membawa DNA guna memicu respons imun yang dibutuhkan ke dalam sel-sel.

Vaksin Gamaleya didasarkan pada adenovirus, teknologi yang mirip dengan calon vaksin Covid-19 buatan CanSino China dan sedang dalam tahap uji klinis lanjutan.

Siapa yang akan beli ?

Gamaleya yang dikelola pemerintah Rusia mendapat kecaman, setelah para peneliti dan pimpinannya menyuntikkan diri mereka dengan calon vaksin corona beberapa bulan lalu.

Para spesialis mengkritik langkah itu ceroboh dan tergesa-gesa untuk memulai percobaan pada manusia.

Vitaly Zverev kepala laboratorium di Institut Penelitian Vaksin dan Sera Mechnikov mengatakan, masih terlalu dini untuk mendaftarkan sebuah vaksin.

"Saya yakin vaksin yang tidak diperiksa dengan benar tidak boleh didaftarkan, tidak peduli di negara mana. Mustahil memastikan keamanan vaksin dalam waktu yang telah berlalu sejak awal pandemi ini," ucapnya kepada kantor berita AFP.

"Anda bisa membuat apa saja, tapi siapa yang akan membelinya?"

Zverev menambahkan, ketiga perusahan yang disebut sebagai produsen vaksin Rusia nantinya adalah perusahaan farmasi terkenal yang biasanya tidak membuat vaksin, apalagi yang berteknologi tinggi menggunakan teknologi DNA.

"Tidak ada vaksin adenovirus yang terbukti efektif sebelumnya."

"Bagaimana mereka akan mengembangkannya? Tidak ada yang menjelaskan ini."

Moskwa telah menampik tudingan dari Inggris, AS, dan Kanada bahwa sekelompok peretas yang terkait dengan badan intelijen Rusia berusia mencuri informasi tentang vaksin Covid-19 dari laboratorium di negara-negara Barat.

Dengan total lebih dari 850.000 kasus corona, Rusia adalah negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak keempat di dunia setelah AS, Brasil, dan India. (Reuters/AFP)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas