Satgas Tanggapi Obat Covid-19 Temuan Unair
Hingga saat ini obat tersebut harus menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menanggapi soal obat pasien Covid-19 yang berhasil diciptakan oleh Universitas Airlangga (Unair) bersama dengan TNI AD dan Badan Intelijen Nasional (BIN).
Menurut Wiku, Universitas Airlangga harus bisa menyampaikan kepada publik secara transparan metode apa yang digunakan dalam menemukan kandidat obat Covid-19 tersebut.
Hal itu disampaikan Wiku saat update penanganan Covid-19, melalui siaran YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (18/8/2020).
"Tentu Universitas Airlangga tidak keberatan untuk menjelaskan bagaimana kaji etik berlangsung dan uji klisnis yang sedang dijalankan," ujar Wiku.
Baca: Respons IDI Tentang Obat Covid-19 Hasil Kerjasama TNI AD, Unair dan BIN
Wiku juga mengatakan, kaji etik dan uji klinis obat itu harus segera dibuka kepada publik untuk menjawab keraguan sejumlah pakar yang meragukan temuan tersebut.
Meski demikian, ia meyakini bahwa proses pengembangan obat itu sudah melalui metode yang tepat.
"Pasti Universitas Airlangga dalam menjalankan tes dan uji klinis dari obat yang dikembangkan telah melalui kaji etik," jelasnya.
Selain itu, Wiku menekankan, bahwa proses uji klinis yang dilaksanakan berbagai pihak harus sesuai standar internasional.
Yakni memiliki dua prinsip utama yakni aman dalam arti memberikan perlindungan yang baik dan efektif dalam pengobatan.
Wiku juga mengingatkan, hingga saat ini obat tersebut harus menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Yang pasti, sampai sekarang belum ada izin edar dari BPOM untuk obat tersebut karena masih dalam uji klinis," kata Wiku.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.