Epidemiolog UI: Vaksin Bukan Solusi
kunci pencegahan penyebaran virus corona adalah dengan memakai masker dan menjaga jarak.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Epidemiolog Universitas Indonesia (UI ) Pandu Riono menilai pemerintah tidak memiliki upaya mengkampanyekan kepada masyarakat untuk mencegah penyebaran virus corona.
Padahal menurut Pandu, kunci pencegahan penyebaran virus corona adalah dengan memakai masker dan menjaga jarak.
Kedua perilaku tersebut, menurut Pandu yang harus dikampanyekan secara intensif kepada masyarakat.
"Perilaku penduduk jadi penting. Perilakunya akhirnya tidak ada komunikasi, tdk ada upaya untuk melakukan kampanye publik dan akhirnya ditengarai untuk melakukan kampanye pakai masker, menjaga jarak terpisah tadi. Padahal ini satu paket. Memang intinya adalah masker," ujar Pandu dalam webinar yang digelar Iluni UI, Sabtu (19/9/2020).
Baca: Pola Hidup Bersih dan Sehat Tidak Bisa Ditinggalkan Sekalipun Vaksin Covid-19 Telah Ditemukan
Alih-alih mengampanyekan untuk memakai masker dan menjaga jarak, Pandu menilai pemerintah malah gencar menginformasikan soal vaksin.
Menurut Pandu, pemerintah seakan menjadikan vaksin sebagai solusi dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Padahal menurut Pandu, kehadiran vaksin tidak serta merta menjadi solusi.
"Waktu sekarang dinarasikan bahwa kita akan menghadapi masalah pandemi ini tidak akan sulit hanya akan ada vaksin. Ini juga salah. Vaksin itu bukan solusi," tutur Pandu.
Pandu menjelaskan vaksin tidak selalu menjadi solusi karena hingga saat ini belum ditemukan. Jika telah ditemukan, Pandu mengatakan kemungkinan vaksin itu dipaksakan ada.
Efektivitas dari vaksin tersebut belum dapat dipastikan. Selain itu, ada efek samping dari vaksin.
"Orang belum ada, mungkin vaksin itu dipaksakan ada. Dipaksakan ada, mungkin efektivitasnya 50 persen sudah di dipakai begitu," kata Pandu.
Menurut Pandu, seharusnya pemerintah dapat mengampanyekan gerakan memakai masker dibanding memberikan harapan kepada masyarakat mengenai vaksin.
Pandu juga menyebut bahwa pemerintah harusnya belajar dari kampanye Program Keluarga Berencana soal tagline "Dua Anak Cukup".
Menurut Pandu, kampanye ini berhasil mengubah perilaku masyarakat untuk memakai KB.
"Ini menurut saya sehingga narasinya adalah mengandalkan solusi ajaib vaksin akan menyelesaikan masalah. Ya kan, jadi saya juga mikir bagaimana kok narasinya vaksin menyelesaikan masalah," pungkas Pandu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.