Singgung Dampak Covid-19 di Sidang Umum PBB, Jokowi : No One is Safe Until Everyone Is
Presiden Jokowi menyerukan, dampak pandemi Covid-19 yang luar biasa dirasakan semua negara, tak mengenal batas negara.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK -- Perdana Presiden RI Jokowi memberikan pidato pada sidang umum PBB, di New York, Selasa (22/9/2020).
Jokowi menyinggung pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia.
"Kita semua prihatin melihat situasi ini. Keprihatinan kita menjadi semakin besar di saat pandemi covid-19 ini.
"Di saat seharusnya kita semua bersatu padu, bekerja sama melawan pandemi yang justru kita lihat adalah masih terjadinya perpecahan dan rivalitas yang semakin menajam," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Rabu (23/9/2020).
Dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang mendominasi pidatonya, mantan walikota Solo itu menyerukan, dunia bersatu melawan virus corona.
Baca: Pidato Pertama Jokowi di Sidang Umum PBB, Bicara Kesetaraan dan Rivalitas Hingga Posisi Indonesia
Baca: Pidato di Sidang PBB, Jokowi Serukan soal Akses yang Setara terhadap Vaksin Virus Corona
"Padahal kita seharusnya bersatu padu, selalu menggunakan pendekatan win-win, pola hubungan antar negara yang saling menguntungkan," tutur Jokowi.
Presiden Jokowi menyerukan, dampak pandemi Covid-19 yang luar biasa dirasakan semua negara mulai dari sisi kesehatan, sosial dan ekonomi.
Ia menegaskan virus corona tak mengenal batas negara.
"Kita tahu dampak pandemi ini sangat luar biasa, baik dari sisi kesehatan, maupun sosial ekonomi. Kita juga paham virus ini tidak mengenal batas negara. No one is safe until everyone is," serunya.
Untuk itu, persatuan semua negara diperlukan mutlak dalam menghadapi wabah.
"Jika perpecahan dan rivalitas terus terjadi, maka saya khawatir pijakan bagi stabilitas dan perdamaian yang lestari akan goyah atau bahkan akan sirna. Dunia yang damai, stabil dan sejahtera semakin sulit diwujudkan," harap Jokowi.