Vaksin Covid Diprioritaskan untuk Tenaga Medis dan Masyarakat Usia Rentan
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, memaparkan prioritas dari target penerima vaksin Covid-19.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, memaparkan prioritas dari target penerima vaksin Covid-19.
Ia mengatakan, ada dua kelompok yang menjadi target pertama penerima vaksin virus corona tersebut.
Pertama, seluruh tenaga medis dan seluruh masyarakat yang bekerja pada fasilitas medis. Kedua, pekerja dalam kategori high-risk berusia 18-59 tahun.
“Prioritas vaksin akan diberikan kepada garda terdepan yaitu seluruh tenaga medis dan seluruh masyarakat yang bekerja pada fasilitas medis. Berikutnya akan diberikan kepada masyarakat dengan kategori high risk, yaitu pekerja pada usia 18-59 tahun,” ujarnya.
Hingga saat ini, menurut Menkes Terawan kebutuhan vaksinasi mencapai 320 juta dosis.
Baca: Menkes Terawan Akhirnya Muncul, Bicara soal Vaksin Covid-19, 2 Kelompok Ini Jadi Prioritas
Baca: Ingatkan Pentingnya 3M, Lula Kamal: Misal Vaksin Sudah Ada Tidak Mungkin Disuntikkan Hari Ini
“Dan dengan indeks pemakaian vaksin, maka kita harus bisa menyediakan 352 juta dosis vaksin,” jelasnya.
Diketahui, penyediaan vaksin ini dilakukan bersama dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian BUMN, Kepala BOPM, serta Kepala BNPB. Dijelaskan oleh Wakil MenteriBUMN Budi Gunadi Sadikin, saat ini kapasitas penyimpanan vaksin yang dimiliki oleh BUMN mencapai 123 juta vaksin.
Oleh karena itu, sedang dilakukan kerja sama antar lembaga BUMN, khususnya oleh Bio Farma dan Kimia Farma sebagai produsen obat, dalam pengadaan Cold Chain Equipment Inventory hingga memuat 300 juta vaksin.
Pengadaan Cold Chain disiapkan untuk datangnya vaksin dari berbagai negara yang telah membantu Indonesia dalam
pengadaan vaksin tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan bahwa telah dilakukan berbagai diskusi dengan negara terkait, seperti Tiongkok, Uni Emirate Arab dan Inggris dalam komitmen penyediaan vaksin bagi Indonesia.
“Kami telah berkomunikasi secara rutin dengan China, Arab, maupun Inggris dalam penyediaan vaksin bagi Indonesia. Kami juga telah mengatur waktu pertemuan antar negara untuk dapat meninjau lebih lanjut mengenai uji klinis serta produksi vaksin yang nantinya akan dikirim ke Indonesia tersebut,” ujarnya.
Suplai vaksin Sinopharm dan Sinovac akan didatangkan dari Tiongkok. Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito menceritakan bahwa tim teknis dari lembaganya akan melaksanakan kunjungan lapangan untuk melihat lab produksi vaksin serta uji klinis yang telah dilakukan.
Dalam kunjungan ini nantinya akan dibahas mengenai sistem pengiriman vaksin serta sertifikasi halal dari vaksin tersebut.
Terkait hal ini Ketua Satgas Penanganan Covid 19 Doni Monardo meminta BPOM agar berkoordinasi dengan MUI untuk memastikan kehalalan vaksin Covid tersebut.
“Setelah dicek kehalalannya maka BPOM bisa berkoordinasi dengan MUI untuk memberikan
sertifikasi halal,” terang Doni.(tribun network/ras/wly)