IDAI Sebut Anak-anak Punya Peluang Menularkan Covid-19 di Lingkungan Keluarga
Ikatan Dokter Anak Indonesia mengungkapkan bahwa anak-anak punya peluang untuk menularkan Covid-19 di lingkungan keluarga.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Dokter Anak Indonesia mengungkapkan bahwa anak-anak punya peluang untuk menularkan Covid-19 di lingkungan keluarga.
Hal itu disampaikan Ikatan Dokter Anak Indonesia dr. Yogi Prawira dalam diskusi bertajuk Hari Anak Sedunia: Anak Bebas Covid-19 yang disiarkan kanal YouTube BNPB Indonesia, Jumat (20/11/2020).
"Ada pengertian kalau anak-anak juga bisa menularkan," kata Yogi.
Yogi menjelaskan, ada lebih dari 11 persen proposi anak-anak yang terinfeksi virus Corona di Indonesia.
Angka itu jelas mengkhawatirkan.
Baca juga: Doni Monardo Minta Kluster Kerumunan Secara Sukarela Melakukan Tes Covid
Meski ada kecenderungan sebanyak 85 persen anak-anak yang tertular virus Corona dengan gejala ringan.
"Jadi angkanya sekitar 85 persen. Jadi kalau ada 100 anak yang terinfeksi, 85 tuh ringan tanpa gejala bisa sembuh tidak perlu dirawat," ucapnya.
Namun, Yogi mengatakan, ada sekitar 2 persen anak-anak yang terinfeksi Covid-19 mengalami kritis hingga harus dirawat di rumah sakit (RS).
Padahal, ruang ICU atau isolasi untuk anak-anak sangat minim.
Baca juga: Bertemu KASAD TNI, Bamsoet Dukung TNI-Polri Terlibat Aktif Dalam Vaksinasi Massal Covid-19
Maka dari itu, dr Yogi mengingatkan untuk seluruh anggota keluarga untuk saling melindungi satu sama lainnya.
Karena, penularan virus Corona sangat mungkin terjadi di lingkungan keluarga.
"Kalau itu sampai terjadi pada satu keluarga, tadi kita bilang, bicara persentase nih kalau terjadi karena kita ke saudara kita. Tadi angkanya cuma sekian (11,3) persen akan menjadi 100 persen," jelasnya.
Sebagaimana diketahui selain melakukan penanganan terhadap pasien positif covid-19 baik dengan gejala atau tanpa gejala.
Baca juga: Arahan Satgas Covid-19 terkait Sekolah Tatap Muka di Masa Pandemi