Unicef: Cakupan Penerima Vaksin Covid-19 Harus Luas untuk Mendapatkan Kekebalan Kelompok
Spesialis Imunisasi dari Unicef Indonesia Dokter Kenny Peetosutan mengatakan masih ada masyarakat yang ragu dan menolak vaksin Covid-19.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Spesialis Imunisasi dari Unicef Indonesia Dokter Kenny Peetosutan mengatakan masih ada masyarakat yang ragu dan menolak vaksin Covid-19.
Hal tersebut dikarenakan banyaknya informasi yang simpang siur dan belum rampungnya uji klinik vaksin Covid-19.
Untuk diketahui berdasarkan hasil survei Kementerian Kesehatan, Itagi, dan WHO terdapat 64 persen masyarakat yang memahami adanya vaksin Covid-19, 27 persen persen masih ragu ragu, dan 8 persen menolak adanya vaksin.
Baca juga: Masih Ada 8 Persen Masyarakat yang Menolak Vaksin Covid-19
"Karena mungkin mendengar berita dari Medsos dari sana sini, mungkin karena beberapa waktu lalu pemberitaanya belum jelas. Semakin kesini semakin kesini, kita makin jelas, penelitiannya sudah berlangsung, dan hampir selesai," kata dia dalam diskusi Survei Vaksin, Publik Yakin, Jumat (20/11/2020).
Menurut Kenny pemerintah harus bisa meyakinkan lebih banyak masyarakat bahwa vaksin Covid-19 efektif, aman, dan halal digunakan untuk menangkal virus Covid-19 atau SARS-CoV-2 itu.
Pemerintah harus bisa meyakinkan bahwa vaksin tidak dibuat asal-asalan atau terburu-buru sehingga cakupan penerima vaksin bisa lebih luas.
Baca juga: Kerumunan Massa Habib Rizieq Positif Covid-19: 7 di Petamburan, 20 di Megamendung dan 50 di Tebet
"Keamanan vaksin itu pasti dijaga mutunya, tidak mungkin dilakukan asal-asalan. Kita yakin prtokol protokol sesuai dengan aturannya, dan dipantau oleh WHO dan Badan POM," katanya.
lebih jauh Kenny mengatakan bahwa luas cakupan vaksin sangat penting untuk bisa mendapatkan kekebalan kelompok terhadap Covid-19.
Dengan adanya kekebalan kelompok maka orang-orang yang tidak bisa imunisasi seperti yang memiliki penyakit penyerta, tetap dapat terlindungi.
"Kalau makin besar katakanlah 70-80 persen masyarakat divaksinasi, kelompok-kelompok rentan dapat terlindung. Kita harapkan tidak berhenti di 64-65 persen saja, tetapi orang-orang yang ragu bisa berubah sehingga cakupan lebih dari itu, kalau bisa sampai 80 persen," katanya.
Sebagaimana diketahui selain melakukan penanganan terhadap pasien positif covid-19 baik dengan gejala atau tanpa gejala.
Baca juga: Arahan Satgas Covid-19 terkait Sekolah Tatap Muka di Masa Pandemi
Pemerintah lewat Satgas Covid-19 saat ini terus menggencarkan kampanye penyuluhan 3M yakni memakai masker, rajin mencuci tangan, dan selalu menjaga jarak.
Kampanye 3M ini terus menerus disosialisasikan supaya masyarakat tidak lupa bahwa penyebaran Covid-19 banyak datang dari pergerakan manusia.
Karena itu, pelaksanaan 3M harus dijalankan secara ketat.
Catatan Redaksi:
Bersama-kita lawan virus corona.
Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).