Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Covid-19 Diprediksi Tembus Satu Juta Akhir Bulan Ini

Kasus positif yang kian tak  terbendung ini merupakan efek kegiatan di bulan Desember lalu, seperti pilkada dan libur panjang.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kasus Covid-19 Diprediksi Tembus Satu Juta Akhir Bulan Ini
WARTAKOTA/Henry Lopulalan
Petugas sedang memakamkan jenasah Covid di TPU Jombang, Jombang, Tanggerang Selatan, Selasa (19/1/2021). Setiap hari petugas TPU memakamkan 6-7 jenasah Kovid perharinya.Adapun lahan baru yang dikhususkan menjadi lokasi pemakaman jenazah Covid-19 diperkirakan mampu menampung hingga 500 jenazah dengan luas 2.000 meter. (WARTAKOTA/Henry Lopulalan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Berkaca pada kasus positif harian Covid yang mencapai 10ribu, Ketua umum PB IDI dr Daeng M Faqih memprediksi angka kasus positif Covid-19 di tanah air bisa mencapai 1 juta kasus hingga akhir Januari.

Ia mengatakan, tren 10ribu kasus per hari masih akan berlanjut hingga 10 hari ke depan.

Hal itu disampaikan Daeng dalam diskusi virtual KedaiKopi, Selasa (19/1/2021).

"Sekarang kasus 900 ribu dengan kasus rata-rata di atas 10 ribu dalam 10 hari bisa tembus 1 juta kasus. Jadi prediksinya akan tembus (satu juta)," ujar Daeng.

Ia mengatakan, kasus positif yang kian tak  terbendung ini merupakan efek kegiatan di bulan Desember lalu, seperti pilkada dan libur panjang.

Baca juga: Kasus Harian Positif Covid-19 di Atas 10 Ribu, Pemerintah Harus Siapkan Kebutuhan dan Tenaga Medis

"Kita pakai data dalam 10 hari itu, untuk mengerem pencegahannya, saya kira tidak akan bisa secepat 10 hari karena dalam 10 hari kedepan ini atau 2 minggu ke depan ini masih dampak dari kegiatan-kegiatan di Desember ada Pilkada kemudian, ada liburan panjang," jelasnya.

Tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri (APD) melakukan tes swab di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Jakarta Pusat, Rabu (6/1/2021). Swab test PCR (Polymerase Chain Reaction) masih menjadi pilihan masyarakat untuk mengetahui status Covid-19 pada dirinya karena tes tersebut dilakukan dengan metode pengusapan di kedua hidung dan mulut dan hasilnya dianggap paling akurat. Dalam sehari Rumah Sakit Pertamina Jaya dapat melayani permintaan Swab PCR sebanyak 800 sampel dengan batas maksimal biaya swab test atau tes usap mandiri sebesar Rp 900 ribu. Tribunnews/Jeprima
Tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri (APD) melakukan tes swab di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Jakarta Pusat, Rabu (6/1/2021). Swab test PCR (Polymerase Chain Reaction) masih menjadi pilihan masyarakat untuk mengetahui status Covid-19 pada dirinya karena tes tersebut dilakukan dengan metode pengusapan di kedua hidung dan mulut dan hasilnya dianggap paling akurat. Dalam sehari Rumah Sakit Pertamina Jaya dapat melayani permintaan Swab PCR sebanyak 800 sampel dengan batas maksimal biaya swab test atau tes usap mandiri sebesar Rp 900 ribu. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/Jeprima)

Meski demikian Daeng mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan atas penambahan kasus-kasus tersebut, selama melakukan persiapkan matang

Berita Rekomendasi

Seperti tetap displin protokol 3M, serta pemerintah memastikan ruang perawatan, alat dan obat, tenaga medis dan kesehatan.

Baca juga: Saksi Kasus Suap Bansos COVID-19 Tunjukan Bukti Baru ke KPK di Suatu Tempat

"Kalau ada yang sakit bisa kita layani maksimal. Kita hitung sebenarnya kasus aktifnya kasus aktif itu yang sekarang lagi dinyatakan sakit dan lagi membutuhkan perawatan. Karena kalau dari misalnya sekarang 900 itu kan dikurangi yang sudah sembuh berapa sekarang 700-an ya, dan dikurangi yang meninggal Maka itulah sisa kasus aktif," jelas Daeng.

Kenaikan

Kasus positif Covid-19 terus melonjak tajam dalam beberapa hari terakhir. Bahkan kasus Covid-19 pernah tembus angka 14 ribu dalam satu hari.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengakatan kenaikan kasus Covid-19 dalam satu pekan terakhir meningkat sebanyak 27,5 persen dibandingkan minggu sebelumnya.

"Per tanggal 17 januari terjadi kenaikan kasus sebesar 27,5 persen dibanding Minggu sebelumnya," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan youtube Sekretariat Presiden, Selasa, (19/1/2021).

Baca juga: Varian Baru Covid-19 Ditemukan di Jerman, Lebih Menular? Ini Kata Ahli

Kenaikan tersebut menurut Wiku paling tinggi sejak Pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada awal Maret tahun lalu. Pada umumnya kenaikan kasus Covid-19 berkisar antara 10-15 persen per minggunya.

Selain itu meningkatnya kasus Covid-19 dalam satu pekan terkahir juga mencatatkan kenaikan kasus selama 12 pekan berturut-turut.

"Pada minggu sebelumnya saya menyampaikan kasus harian 9.000-10.000 kasus adalah angka yang sangat tinggi namun ternyata di minggu ini kita mengalami penambahan angka harian mencapai 14 ribu kasus, hal ini tidak boleh dan tidak dapat ditoleransi," katanya.

Wiku mengatakan melonjaknya kasus Covid-19 secara nasional merupakan kontribusi dari kenaikan kasus yang terjadi si sejumlah wilayah.

Terdapat 5 provinsi yang mengalami kenaikan kasus tertinggi sehingga berpengaruh signifikan terhadap angka kasus positif secara nasional.

"Yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Bali dan Sulawesi Selatan," tuturnya.

Kebutuhan Medis

Ketua Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, tempat tidur penuh di rumah sakit maupun keterbatasan ventilator saat pandemi Covid-19 tak hanya terjadi di Indonesia.

Ia mengatakan, negara seperti Spanyol, Italia, Prancis, Belgia hingga Amerika Serikat mengalami hal serupa.

Meski demikian, pemerintah diharapkan dapat mempersiapkan kebutuhan medis secara berkala.

Hal itu disampaikan Zubairi dalam diskusi virtual, Selasa (19/1/2021).

"Keterbatasan rumah sakit tempat tidur, ventilator itu terjadi di mana-mana. Artinya kita memang harus antisipasi dari waktu ke waktu. Kita memang harus menyesuaikan dengan kondisi lapangan," ujar dia.

Tak hanya itu, Zubairi menuturkan tenaga medis dan kesehatan serta SDM pendukung kesehatan juga menjadi hal yang harus diperhatikan.

Dokter dan perawat, ujarnya, selama 10 bulan lebih pandemi merasakan kelelahan yang luar biasa, dimana angka kasus positif rata-rata akhir ini lebih dari 10ribu kasus per hari.

"Kita harus menyesuaikan menambahkan secara berkala. Juga jangan lupa harus ditambah Karena sekarang banyak dokter dan perawat mulai kecapean dan penularan menjadi lebih tinggi jadi kita harus antisipasi dari sekarang," ungkapnya. (Rina Ayu/Taufik Ismail)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas