Menko PMK Kaget Tracer Covid-19 di Indonesia Tidak Sampai 5.000 Orang
Muhadjir Effendy mengaku terkejut jumlah tracer atau petugas pelacak kontak Covid-19 di Indonesia masih sangat minim.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengaku terkejut jumlah tracer atau petugas pelacak kontak Covid-19 di Indonesia masih sangat minim.
Muhadjir mengungkapkan hampir sepertiga jumlah tracer terkonsentrasi di wilayah DKI Jakarta.
"Saya kaget waktu dapat laporan jumlah tracer kita tidak sampai 5.000 seluruh Indonesia dan hampir 1.600 lebih ada di DKI," ujar Muhadjir melalui keterangan tertulis, Jumat (12/2/2021).
Mantan Mendikbud ini mengakui upaya 3T (testing, tracing, treatment) masih belum serius jika melihat dari minimnya jumlah tracer.
"Jadi sebetulnya memang selama ini kalau dilihat dari jumlah tracernya, kita belum melakukan upaya 3T yang serius," tutur Muhadjir.
Dirinya menekankan pentingnya 3T.
Baca juga: Ribuan Tracer Covid-19 Diterjunkan, Menkes : Laju Penularan Dapat Diturunkan
Menurutnya apabila 3T dilakukan sungguh-sungguh maka akan mampu menekan laju penularan Covid-19.
Melalui kebijakan presiden yang lebih mengedepankan pendekatan mikroskopik, terutama 3T, Muhadjir berharap upaya penanganan Covid-19 dapat tertangani semakin baik.
Namun Muhadjir meyakini bahwa tingkat penyebaran Covid-19 yang paling tinggi dan lebih banyak justru terjadi pada level komunitas termasuk dari lingkungan keluarga di rumah.
“Saya yakin betul kalau 3T bisa kita lakukan sungguh-sungguh dan optimal, kita akan bisa mengatasi Covid-19 ini. Di samping juga tenaga tracer terus kita tingkatkan dan kita kerahkan semaksimal mungkin,” pungkas Muhadjir.