Menko PMK Minta Terapi Plasma Konvalesen Disegerakan, Jangan Sampai Pasien Covid-19 Kritis
Menko PMK Muhadjir Effendy meminta agar pelaksanaan terapi plasma konvalesen disegerakan untuk pasien Covid-19.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta agar pelaksanaan terapi plasma konvalesen disegerakan untuk pasien Covid-19.
Pelaksanaan terapi plasma konvalesen, menurut Muhadjir, harus tepat sehingga mendapatkan hasil yang efektif.
"Saya meminta kepada petugas kesehatan untuk tidak menunda-nunda pasien Covid-19 mendapatkan plasma. Jangan ditunggu sampai berat baru kemudian diplasma, apalagi sudah kritis," ujar Muhadjir melalui keterangan tertulis, Rabu (17/2/2021).
Muhadjir mengungkap apabila kondisi pasien Covid-19 sudah kritis, terlebih sampai melampaui badai sitokin, kemungkinan donor plasma konvalesen menjadi tidak efektif.
Baca juga: Menko PMK: Donasi Plasma Konvalesen Terus Meningkat
Baca juga: Kemenkes Minta Rumah Sakit Siapkan Pendonor Plasma Konvalesen
"Jadi diupayakan apabila sudah ada gejala sedang harus segera diinfus, dibantu dengan plasma. Insya Allah hasilnya bagus," tutur Muhadjir.
Akan tetapi, menurut Muhadjir, pelaksanaan donor plasma konvalesen di berbagai daerah masih menghadapi tantangan.
Utamanya yaitu kesulitan mencocokkan golongan darah antara pendonor dengan pasien Covid-19 sebagai penerima donor plasma konvalesen.
Ia pun mengungkap stok plasma konvalesen secara nasional masih sangat sedikit yaitu hanya 159 kantong dengan berbagai macam jenis golongan darah. Sementara pasien yang antre untuk mendapatkan donor plasma konvalesen 626 orang dan yang sudah didistribusikan mencapai 17.133 kantong.
"Stok plasma kita masih sangat kurang. Karena itu, kita sedang kampanye besar-besaran untuk menarik para penyintas agar bersedia mendonorkan plasmanya," tutur Muhadjir.
Selain DKI Jakarta, sebutnya, Kota Surabaya memiliki angka jumlah pendonor paling tinggi.
Hal itu disebabkan ketersediaan alat yang cukup yaitu sebanyak empat unit sehingga memudahkan pendonor memperoleh akses.
Muhadjir meminta pengaturan distribusi stok plasma konvalesen berlaku secara nasional. Dirinya menyontohkan, stok plasma konvalesen di Kota Surabaya bisa didistribusikan untuk membantu pasien Covid-19 di luar Pulau Jawa.
"Pengadaan agar diatur lebih baik supaya tidak terjadi keterlambatan. Begitu pun dengan alat yang belum merata, akan kita sebar supaya merata terutama di luar Pulau Jawa," pungkas Muhadjir.