Cerita Wartawan Ikut Vaksinasi Covid-19: Denyut Nadi Seperti Habis Lari
Cuaca di sekitar Hall A Basket Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (25/2/2021) pagi diselimuti awan mendung.
Penulis: Dodi Esvandi
Editor: Adi Suhendi
Setelah mendapatkan nomor antrean, para peserta kemudian melakukan registrasi data dan screening.
Pada saat screening petugas akan memeriksa suhu tubuh dan tekanan darah.
Baca juga: Usai Divaksin, Politikus PKB: Ini Langkah Awal Kita Keluar dari Pandemi Covid-19
Kemudian setelah data tersebut dicatat, petugas mulai menanyakan beberapa pertanyaan terkait riwayat kesehatan.
Pertanyaan tersebut di antaranya apakah pernah batuk, demam, atau sesak napas dalam tiga hari terakhir? Apakah pernah punya riwayat kontak erat dengan penderita covid? Apakah pernah punya riwayat sakit di organ pencernaaan yang parah? Kemudian apakah punya riwayat penyakit thiroid, atau autoimun, atau HIV?
Yus Mei mengaku sempat deg-degan pada saat screening itu.
Denyut nadinya berdetak kencang.
"Tadi pas pemeriksaan sebelum divaksin tensi oke, suhu tubuh oke. Yang ngecek bilang: 'denyut nadinya kayak orang habis lari. Deg-deg-an ya mbak?' Aku cuma bisa tertawa," cerita jurnalis olah raga di sebuah media daring tersebut.
Setelah screening barulah peserta vaksinasi disuntik.
Lantas, mereka menjalani observasi selama 30 menit.
Dalam tahapan tersebut jika ada gejala di luar gejala umum seperti demam atau nyeri otot, petugas di lokasi siap memberikan bantuan.
Kemudian setelah 30 menit berakhir, peserta vaksinasi diperbolehkan pulang.
Yus Mei sendiri mengaku tidak merasakan gejala macam-macam setelah disuntik. Kecuali sedikit rasa lapar.
"Iya, tadi lapar. Kalau mengantuk sih enggak," katanya.
Sebaliknya, Rozi mengaku badannya sedikit panas setelah tiba di rumah.
"Badan agak sedikit panas, reaksi lain normal," kata Rozi.
"Kalau lapar, itu sudah bawaan alamiah," ujarnya bercanda.