Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Usia di Atas 90 Tahun, Menteri era Soeharto Berbagi Pengalaman Ikut Vaksinasi Covid-19, Tak Sakit

Pengalaman vaksinasi Covid-19 untuk lansia juga dibagikam oleh dua mantan menteri berusia di atas 90 tahun.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Usia di Atas 90 Tahun, Menteri era Soeharto Berbagi Pengalaman Ikut Vaksinasi Covid-19, Tak Sakit
dok Tribunnews.com
Menteri Lingkungan Hidup era Presiden Soeharto Prof. Dr. Emil Salim, M.A. saat mengikuti vaksinasi massal Covid-19 kelompok lanjut usia atau lansia, di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta, Jumat (5/3/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Vaksinasi massal terus digenjot termasuk pada kelompok lanjut usia atau lansia.

Seperti yang digelar di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta.

Nantinya, vaksinasi yang terselenggara antara Kementerian Kesehatan melalui Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM (BPPSDM) Kesehatan akan berlangsung selama 4 bulan.

Gelaran vaksinasi massal tersebut telah dimulai Senin 1 Maret lalu.

Baca juga: Wamenkes: Belum Ada Laporan KIPI Berat Lansia Pasca Vaksinasi Covid-19

Baca juga: Jangan Coba-coba Ambil Keuntungan Dalam Program Vaksinasi Nasional, Bakal Ditindak Hukum

Ditargetkan diikuti oleh 1.000 lansia per hari.

Pengalaman vaksinasi Covid-19 untuk lansia juga dibagikam oleh dua mantan menteri berusia di atas 90 tahun.

Berita Rekomendasi

Pertama, Menteri Pertambangan dan Energi yang kini disebut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Prof. Dr. Soebroto, M.A serta Menteri Lingkungan Hidup era Presiden Soeharto Prof. Dr. Emil Salim, M.A.

Prof. Soebroto yang kini berusia 93 tahun itu mengaku tidak merasakan apa-apa usai disuntik. Baginya terasa normal dan malah menambah semangatnya.

“Tidak sakit, terasa normal, tidak terasa sakit rasanya sekarang tambah semangat,” ungkap Soebroto dikutip dari keterangan yang diterima, Jumat (5/3/2021).

Menteri Lingkungan Hidup era Presiden Soeharto Prof. Dr. Emil Salim, M.A. saat mengikuti vaksinasi massal Covid-19 kelompok lanjut usia atau lansia, di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta, Jumat (5/3/2021).
Menteri Lingkungan Hidup era Presiden Soeharto Prof. Dr. Emil Salim, M.A. saat mengikuti vaksinasi massal Covid-19 kelompok lanjut usia atau lansia, di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta, Jumat (5/3/2021). (Dok. Kemenkes)

Hal senada dikatakan mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden RI ke-3 pada 2010-2014 yang berusia 91 tahun.

“Saya tidak berasa apa-apa baru saja yang menggulung tangan baju udah disuruh turunkan lagi,” ucap Prof Emil.

Pemerintah menargetkan, 21,5 juta orang lansia akan menerima vaksin Covid-19 Coronavac dengan interval waktu 28 hari.

Dalam pelaksanaan vaksinasi pada kelompok lansia ini terdapat prosedur berbeda dan spesifik dalam melakukan vaksinasi.

Selain interval penyuntikan, ada tahapan lain yang diberlakukan.

Yakni, tekanan darah dan suhu, sama dengan kategori lain, yaitu suhunya mesti 37,5 derajat celcius ke bawah dan tekanan darahnya tidak boleh lebih dari 180/110 mmHg.

Baca juga: Ada Mutasi Corona B117, Jubir Kemenkes : Vaksinasi Jalan Terus

Baca juga: Update Vaksinasi 5 Maret : 2,4 Juta orang Terima Suntikan Vaksin Covid-19 Dosis Pertama

Kemudian, ditambah dengan wawancara sebelum dilakukan penyuntikan kepada lansia, sebagai wujud kehati-hatian.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah:

Apakah mengalami kesulitan untuk naik 10 anak tangga?

Apakah sering merasa kelelahan?

Apakah memiliki paling sedikit 5 dari 11 penyakit (Hipertensi, diabetes, kanker, penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung kongestif, nyeri dada, asma, nyeri sendi, stroke dan penyakit ginjal)?

Apakah mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100 -200 meter?

Apakah mengalami penurunan berat badan yang bermakna dalam setahun terakhir?

Jika ada tiga atau lebih yang dijawab ‘iya’ oleh calon penerima vaksin lansia, maka vaksin tidak dapat diberikan.

Calon penerima vaksinasi diharapkan memberikan keterangan sesuai dengan kondisi sebenarnya, agar efek vaksin yang maksimal dan memperkecil risiko terjadinya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI yang serius.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas