Begini Komentar Ketua PB IDI Terkait Vaksin Nusantara Dr Terawan
Vaksin Nusantara yang diprakarsai oleh mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto tengah menjadi perbincangan publik terkait prosesnya
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alivio
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Vaksin Nusantara yang diprakarsai oleh mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto tengah menjadi perbincangan publik terkait prosesnya.
Vaksin ini diklaim sebagai vaksin Covid-19 pertama di dunia yang menggunakan sel dendritik.
Menanggapi hal ini, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Daeng M Faqih mendukung program pembuatan vaksin tersebut.
"Kita kan punya inovasi merah putih, kita dorong inovasi ini intuk membantu penanganan covid, tetapi koridornya itu dijalankan dengan baik, koridor baku ya, misalnya prosedur penelitian, keterbukaan data dan dokumen kemudian disampaikan melalui jurnal, disampaikan data ke global melalui WHO," ujar Daeng M Faqih kepada Tribunnews di Kantor Sekretariat PB IDI, Jakarta, Rabu, (10/3/2021).
"Kami sarankan siapapun yang terlibat membuat inovasi ini, harus dilakukan penelitian yang baik," tambahnya.
Baca juga: Komisi IX Pertanyakan Mengapa Wamenkes Tak Singgung Vaksin Nusantara Gagasan Dr Terawan
Pengembangan vaksin yang dimulai sejak Oktober 2020 ini antara lain melibatkan PT Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma) bekerja sama AIVITA Biomedical Inc asal California, Amerika Serikat, awalnya menggunakan nama 'Vaksin Joglosemar'. Uji klinis tahap I dilakukan bersama Universitas Diponegoro (Undip) dan RS Dr Kariadi, Semarang.
Seperti yang diketahui, Vaksin Nusantara berbeda dengan Vaksin Merah Putih walaupun sama-sama buatan anak bangsa.
Vaksin Nusantara ini tidak tergabung dalam konsorsium riset yang dibentuk Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN).