Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mutasi Virus Corona N439K, Kemenkes: Belum Jadi Perhatian Khusus WHO

Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah terus mewaspadai penyebaran mutasi virus corona.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Sanusi
zoom-in Mutasi Virus Corona N439K, Kemenkes: Belum Jadi Perhatian Khusus WHO
Tangkap Layar YouTube Sekretariat Presiden
Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah terus mewaspadai penyebaran mutasi virus corona. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah terus mewaspadai penyebaran mutasi virus corona.

Di Indonesia sendiri diduga sudah ada berbagai varian virus corona, seperti D614G, B117, dan N439K.

Nadia mengatakan, mutasi N439K lebih dahulu ditemukan dibandingkan B117.

Baca juga: Mutasi Virus Corona B117 dan N439K, Mana yang Lebih Diwaspadai ? Ini Kata IDI

"Ini sebenarnya mutasi single, hanya ada satu mutasi pada jenis varian ini. Jenis varian ini bukan yang diminta oleh WHO untuk mendapat perhatian khusus," kata Siti Nadia Tarmizi dalam keterangannya, Sabtu (13/3/2021).

Saat ini ada tiga mutasi virus yang mendapat perhatian khusus yaitu B117, B135, dan P1.

"N439K sama dengan D614G, satu mutasi di virus tersebut. Baru-baru ini ada satu journal yang mengatakan bahwa N439K bisa mengkamuflase pembuatan antibodi," ungkapnya.

Baca juga: Muncul Virus Corona B117, Kenali Istilah Mutasi, Varian, dan Strain Virus

BERITA TERKAIT

Ia menerangkan, WHO akan melakukan kajian lebih luas terkait mutasi N439K, apakah virus ini menjadi salah satu yang memang perlu mendapat perhatian khusus atau tidak.

"Jadi memang baru ada yang disebut sebagai virus ini dia di dalamnya, melekat pada ace reseptor-nya, itu dikatakan lebih kuat, tapi itu di dalam suatu uji coba melihatnya. Artinya memang baru satu journal yang mengatakan ini dan kita belum mendengar lebih lanjut dari WHO seperti apa," terang perempuan berhijab ini.

Dia menambahkan, WHO akan segera mengumumkan pasca melakukan kajian dari para ahli yang berasal dari berbagai negara.

"Mutasi virus selalu dipantau oleh pemerintah, karena memang kita tahu bahwa mutasi itu selalu terjadi, dan memang itu karakter dari virusnya. Sejak awal pandemi Covid-19 sudah disampaikan bahwa memang negara harus memerhatikan terkait mutasi-mutasi virus ini," ujar Nadia.

Ia mengingatkan pentingnya protokol kesehatan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas.

Protokol kesehatan masih cara paling efektif untuk mencegah terjadinya penularan virus ovid-19, selain 3T (testing, tracing, treatment).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas