Kasus Hoaks Vaksinasi dan Covid-19 Mencapai 2.500, Satgas: Ini Tantangan Pertama
Dalam kasus pademi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan berita hoaks terhitung dari awal pandemi Covid-19 telah mencapai 2.500.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi memaparkan jumlah informasi bohong atau hoaks mengenai pandemi Covid-19 dan vaksinasi.
Hal itu disampaikannya saat mengisi siaran di radio MNC Trijaya,bersama Ketua Bidang Perubahan Prilaku Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Sonny Harry, Jumat (9/4/2021).
Hoaks memang menjadi tantangan sejak lama karena informasi yang di sebarkan adalah berita bohong.
Dalam kasus pademi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan berita hoaks terhitung dari awal pandemi Covid-19 telah mencapai 2.500.
“Jadi terkait hoaks menjadi tantangan pertama dalam vaksinasi ini karena kalau kita lihat dari data Kominfo itu isu tentang hoaks vaksin sudah mencapat 850 lebih hoaks, dan jika berbicara dari awal tentang covid dan termasuk vaksin mencapai 2500,” kata Jubir Kemenkes.
Berita bohong atau hoaks ini juga penting untuk segera dilakukan tindakan untuk mencegah terjadinya informasi yang salah kepada masyarakat Indonesia. terlebih pada saat pandemi Covid-19 seperti ini.
“Hoaks ini sangat penting untuk kita adress karena tentunya hoaks ini akan membuat keragu-keraguan untuk seseorang mendapatkan vaksin dan tentunya peran melawan vaksin ini peran kita semua,”ungkapnya.
Baca juga: Saring Informasi Sebelum Disebar Sebagai Upaya Menangkal Hoaks Covid-19
Satu diantara kerjasamanya bersama Kominfo dengan melakukan monitoring terkait berita hoaks.
Tak hanya itu Satgas Covid-19 juga mensosialisasikan kepada masyarakat dan mengeluarkan buku panduan pengendalian Covid-19 dengan 3 M, 3 T (Testing, Tracing, Treatment) dan vaksinasi. Karena 3 senjata ini saling melengkapi.
“Melalui kominfo juga terus menerus melakukan monitoring terhadap vaksinasi dan covid 19 itu sendiri yang bersifat miss informasi,” kata Nadia.
“Kami juga menjelaskan dalam buku tersebut terkait vaksinasi, kenapa vaksinasi itu penting. Tetapi juga masyarakat harus mematuhi prokes harus mendukung 3 T dan bahkan kami sebarkan ke beberapa daerah di seluruh Indonesia dan sangat sederhana buku tersebut. Jadi menurut kami dengan memberikan informasi yang lengkap,” tutup Sonny.