Mudik Lebaran 2021
Soal Larangan Mudik, Doni Monardo : Lebih Baik Lelah Dianggap Cerewet Daripada Korban Corona Bederet
Pelarangan mudik dianggap sangat tepat. Doni Monardo mengatakan tak ada pilihan lain, meski dianhgap cerewet daripada korban berderet.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 13 tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idulfitri Tahun 1442 Hijriyah dan Upaya Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Selama Bulan Suci Ramadan 1442 Hijriah.
"Keputusan Pemerintah untuk larangan mudik ini bukan hanya tepat, tapi sangat tepat," tegas Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo dalam acara Diskusi Media (Dismed) Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) yang digelar secara virtual bertajuk 'Jaga Keluarga, Tidak Mudik', Rabu (5/5/2021).
Doni yang juga menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini mengingatkan, adanya peningkatan kasus yang tajam di
setiap libur panjang, seperti libur Lebaran tahun lalu, libur agustus hingga libur Natal dan Tahun Baru.
"Berkaca pada perjalanan kita sudah setahun lebih menghadapi pandemi ini, setiap libur panjang pasti akan diikuti dengan kenaikan kasus aktif dan diikuti dengan bertambahnya angka kematian," jelas dia.
Angka peningkatan bervariasi antara 46 persen sampai dengan 75 persen angka kematian.
Baca juga: Ketua Satgas Doni Monardo Ingatkan Jabar Perketat Penjagaan, Antisipasi Lonjakan PMI
Baca juga: Peniadaan Mudik, Kakorlantas dan Menhub Lepas Tim Pamatwil Operasi Ketupat 2021
Sedangkan peningkatan angka kasus aktif dari 70 persen hingga 119 persen.
"Sangat tinggi sekali. Setiap habis libur panjang diikuti dengan kenaikan kasus aktif," papar Doni.

Doni menyatakan, kenaikan ini mengakibatkan bertambahnya jumlah pasien di rumah sakit.
Bahkan ruang perawatan, ICU dan isolasi lebih dari 80 persen.
Hal itu membuat angka kematian tinggi sekitar 250 kematian perhari. Serta tenaga medis turut menjadi korban terpapar COVID-19.
Untuk itu, Doni menyatakan larangan mudik ini adalah pilihan yang sangat strategis sebagai keputusan politik negara, yakni kepala negara Presiden Joko Widodo.
Tidak boleh ada satu pun pejabat yang berbeda narasi terkait larangan mudik.
Doni berharap seluruh pejabat di daerah bisa melakukan sosialisasi terkait kebijakan ketiadaan mudik ini.
"Lebih baik hari ini kita lelah, kita dianggap cerewet, daripada korban COVID-19 berderet- deret, karena sudah tidak ada lagi pilihan lain," terang Doni.
--