Kasus Covid-19 Indonesia Naik setelah Lebaran, Wamenkes Prediksi Naik sampai Pertengahan Juni 2021
Kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia mengalami kenaikan setelah libur lebaran 2021.
Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia mengalami kenaikan setelah libur lebaran 2021.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (24/5/2021).
Ia menjelaskan dua faktor yang menyebabkan kenaikan jumlah kasus baru dari penyebaran Covid-19 dalam beberapa hari terakhir.
Kedua faktor tersebut yakni berasal dari faktor eksogen dan endogen.
Baca juga: Vaksinasi Gotong Royong, SehatQ Sediakan Vaksinator untuk Ribuan Pekerja
Dante mengungkapkan, peningkatan mobilisasi penduduk baik menjelang maupun setelah lebaran 2021 merupakan faktor eksogen yang menyebabkan adanya kenaikan kasus baru yang mencapai lima ribuan.
“Kita bisa lihat empat hari terakhir di mana kasus baru mencapai di atas lima ribu."
"Ini menunjukkan mobilisasi pascalebaran dan Ramadhan bisa terlihat minggu-minggu ini dan peningkatannya mungkin sampai pertengahan Juni yang akan datang,” ujarnya, dikutip dari laman presidenri.go.id, Senin.
Baca juga: Corona Seperti Riak Kecil dan Tertawakan Penundaan Olimpiade, Penasehat Kabinet Jepang Mundur
Sementara itu, dari faktor endogen, pihaknya telah mengidentifikasi beberapa varian baru corona yang berasal dari India, Afrika, dan Inggris, telah mengalami transmisi lokal atau penyebaran secara internal.
Secara keseluruhan, Kementerian Kesehatan mendapatkan 54 kasus yang menyebar dengan 35 di antaranya berasal dari imigran (varian India, Afrika, dan Inggris) dan 19 lainnya dari transmisi lokal.
Kombinasi dari kedua faktor tersebut yang menyebabkan adanya peningkatan kasus penyebaran Covid-19 dalam beberapa waktu ke depan.
Sehingga, Dante mengingatkan seluruh pihak untuk tetap berdisiplin menjaga protokol kesehatan untuk mencegah penularan yang lebih luas.
Baca juga: Studi Terbaru Lembaga Kesehatan Inggris Vaksin AstraZeneca Diklaim Ampuh Lawan Varian Baru Corona
Pemerintah juga akan mempercepat pelaksanaan vaksinasi massal dan menargetkan untuk dapat mencapai 1 juta suntikan per harinya dalam waktu yang dekat ini melalui berbagai upaya yang tengah dilakukan.
“Salah satunya menyederhanakan tahapan vaksinasi, melaksanakan vaksinasi gotong royong, dan terakhir adalah bagaimana kita memulai tahap ketiga vaksinasi, yaitu untuk masyarakat umum di daerah rentan,” pungkas dia.
Penanganan Pandemi Covid-19 Pascalebaran
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan sejumlah indikator penanganan pandemi di Tanah Air pascalibur lebaran 2021.
“Sebagai contoh dalam libur Natal dan Tahun Baru kasus tertinggi itu naik pada tanggal 5 Februari."
"Jadi kita mesti memonitor 4-5 minggu ke depan walaupun dalam 1 minggu ini kita juga melihat beberapa kasus ada kenaikan namun masih dalam taraf yang jauh lebih kecil dibandingkan sesudah lebaran tahun kemarin,” ujarnya, dikutip dari laman presidenri.go.id, Senin.
Baca juga: Peningkatan Kasus Varian Baru Virus Corona Harus Jadi Peringatan Bagi Semua Pihak
Airlangga menjelaskan parameter di tingkat provinsi di mana 56,4 persen kasus aktif berada di Pulau Jawa dan 21,3 persen berada di Sumatera.
Adapun wilayah yang berkontribusi terhadap 65 persen kasus aktif nasional adalah Jawa Barat, DKI Jakarta, Papua, Jawa Tengah, dan Riau.
“Dari kasus aktif di Jawa Barat mencapai 31,4 persen sehingga ini menjadi perhatian,” katanya.
Baca juga: Ada 54 Kasus Varian Baru Corona di Indonesia, Asalnya Dari WNA Taiwan, Singapura dan India
Terkait kasus aktif di tingkat provinsi, menurut Airlangga, terdapat 10 provinsi yang mengalami peningkatan, yaitu Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Maluku, dan Maluku Utara.
Di antara 10 provinsi tersebut, Gorontalo, Maluku, dan Maluku Utara merupakan provinsi yang belum menjalankan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro.
“Oleh karena itu, untuk PPKM Mikro tahap selanjutnya, 1-14 Juni mendatang, maka Gorontalo, Maluku, dan Maluku Utara diikutsertakan ditambah Provinsi Sulawesi Barat,” imbuhnya.
(Tribunnews.com/Nuryanti)