Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cegah KIPI Serius, Jujur Saat Skrining Sebelum Vaksinasi Sangat Penting

Ketua Komda PP KIPI Provinsi DKI Jakarta dr. Ellen Sianipar meminta agar setiap penerima vaksin jujur saat melakukan skrining sebelum vaksinasi Covid

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Cegah KIPI Serius, Jujur Saat Skrining Sebelum Vaksinasi Sangat Penting
Tribunnews/Herudin
Petugas medis menyuntikkan vaksin Covid-19 AstraZeneca kepada pekerja ritel di GOR Tanjung Duren, Jakarta Barat, Senin (24/5/2021). Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) ambil bagian dari vaksinasi pekerja ritel sebanyak 150 ribu orang, yang terbagi menjadi dua yaitu 60.000 karyawan ritel di bawah naungan Aprindo yang bekerja pada 5 (lima) wilayah DKI Jakarta dan 90.000 untuk masyarakat sasaran pemerintah dan khususnya juga para pelaku UMKM dari lima wilayah DKI Jakarta. Tribunnews/Herudin 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Komda PP KIPI Provinsi DKI Jakarta dr. Ellen Sianipar meminta agar setiap penerima vaksin jujur saat melakukan skrining sebelum vaksinasi Covid-19.

Hal itu untuk menghindari Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI.

Berdasarkan data dari Komda DKI, temuan KIPI serius di DKI Jakarta berkisar di angka 1 persen dari seluruh penerima.

"KIPI serius di DKI kurang dari satu persen dibanding yang menerima vaksin. Ada satu dua yang tidak mengatakan penyakitnya atau riwayat penyakti, itu diminta agar terbuka supaya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," ujarnya pada Dialog Produktif yang diselenggarakan KPCPEN dan disiarkan di FMB9ID_IKP, Selasa (25/6/2021).

Baca juga: Usai Investigasi, Komnas KIPI Tegaskan Vaksin AstraZeneca Aman

Baca juga: Komnas KIPI: Tidak Ada yang Meninggal Karena Vaksinasi Covid-19

Ellen mengatakan, kasus tidak terbukanya pasien disebabkan penerima vaksin tidak ingin jadwal vaksinasinya diundur atau ingin segera divaksin.

"Kadang-kadang didapat pasien kurang terbuka atau menyembunyikan atau merasa bahwa dirinya ingin segera mendapat vaksinasi, menggebu-gebu. Ada beberapa tidak dikatakan, misal sudah pusing sejak kemarin tapi ketika ditanyakan dia tidak mengatakan apa-apa. Ditensi baik, suhu baik, tapi karena dia tidak mengatakan apa-apa, dilakukan vaksinasi," ungkap Ellen.

Petugas medis menyuntikkan vaksin Covid-19 AstraZeneca kepada pekerja ritel di GOR Tanjung Duren, Jakarta Barat, Senin (24/5/2021). Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) ambil bagian dari vaksinasi pekerja ritel sebanyak 150 ribu orang, yang terbagi menjadi dua yaitu 60.000 karyawan ritel di bawah naungan Aprindo yang bekerja pada 5 (lima) wilayah DKI Jakarta dan 90.000 untuk masyarakat sasaran pemerintah dan khususnya juga para pelaku UMKM dari lima wilayah DKI Jakarta. Tribunnews/Herudin
Petugas medis menyuntikkan vaksin Covid-19 AstraZeneca kepada pekerja ritel di GOR Tanjung Duren, Jakarta Barat, Senin (24/5/2021). Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) ambil bagian dari vaksinasi pekerja ritel sebanyak 150 ribu orang, yang terbagi menjadi dua yaitu 60.000 karyawan ritel di bawah naungan Aprindo yang bekerja pada 5 (lima) wilayah DKI Jakarta dan 90.000 untuk masyarakat sasaran pemerintah dan khususnya juga para pelaku UMKM dari lima wilayah DKI Jakarta. Tribunnews/Herudin (Tribunnews/Herudin)
BERITA TERKAIT

Sementara bagi seseorang yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan diharapkan jika ragu dapat melakukan kontrol kepada dokter yang biasa mengetahui riwayat medis pasien.

"Harapannya masyarakat lebih terbuka, jujur untuk mengatakan. Untuk yang punya komorbid, jika agak ragu-ragu lebih baik diperiksa dulu oleh dokter yang merawat atau yang biasa kontrol untuk mengetahui apakah bisa dilakukan vaksinasi atau tidak," imbuh dr Ellen.

Ellen menuturkan, meski ada temuan KIPI serius di DKI Jakarta setelah dirawat dan dikaji lebih lanjut, maka hasilnya tidak berhubungan dengan proses vaksinasi.

"Jika didapatkan efek misalnya ada keluhan, harap hubungi tempat vaksinasi nomor teleponnya. Jika tidak bisa dihubungi, silakan hubungi fasilitas kesehatan terdekat," jelasnya.

Ketua Komnas KIPI Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A (K)., M.TropPaed.,
mengingatkan, jika penerima mengalami gejala seperti sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, sesak napas, sakit perut, dan pembengkakan tungkai maka harus segera dilaporkan dan mendapatkan penanganan medis.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas