UPDATE Kasus Corona Indonesia 2 Juni 2021: Tambah 5.246 Positif, 6.022 Sembuh, 185 Meninggal
Informasi jumlah pasien virus corona di Indonesia yang tercatat hingga Rabu (2/6/2021),tambah 5.246 positif,6.022 sembuh, 185 meninggal
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Berikut update informasi jumlah pasien virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat hingga Rabu (2/6/2021).
Jumlah kasus positif virus corona tercatat ada 5.246 penambahan per hari ini.
Data tersebut seperti disampaikan Satgas Penanganan Covid-19, melalui akun website www.covid19.go.id, Rabu sore.
Kini, total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 1.831.773 sejak pertama terkonfirmasi pada 2 Maret 2020 lalu.
Kabar baiknya, sebanyak 6.022 pasien yang berhasil sembuh dari Covid-19.
Sehingga jumlah pasien sembuh saat ini berjumlah 1.680.501 jiwa dari pasien sebelumnya sebanyak 1.674.479 jiwa.
Baca juga: Sinovac Tak Masuk Syarat Vaksin Haji, Mungkinkah Calon Jemaah Haji Indonesia Divaksin Ulang?
Baca juga: Menkes Canangkan Vaksinasi Covid-19 bagi Kaum Disabilitas
Sementara, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia juga bertambah sebanyak 185 pasien.
Total pasien meninggal dunia akibat virus corona menjadi 50.908 orang, dari sebelumnya 50.723 orang.
Penambahan kasus positif tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Provinsi DKI Jakarta masih memiliki jumlah kasus Covid-19 terbanyak.
Selanjutnya, disusul oleh Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur.
Informasi ini dapat terlihat dari data peta persebaran kasus pada tiap provinsi.
Update Corona atau Covid-19 di Indonesia bisa di akses di sini.
WHO Rekomendasi Sinovac Sebagai Vaksin Covid-19
Dikutip dari Tribunnews.com, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyetujui penggunaan darurat vaksin Covid-19 yang dibuat oleh Sinovac, Selasa (1/6/2021).
Persetujuan ini membuka jalan bagi vaksin kedua yang diproduksi di China untuk didistribusikan di antara negara-negara berkembang.
Badan kesehatan PBB mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan memberikan lampu hijau untuk vaksin dua kali suntikan setelah "memenuhi standar internasional untuk keamanan, kemanjuran dan produksi".
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyambut baik langkah tersebut, dan menyinggung bahwa persyaratan penyimpanan vaksin yang mudah membuat vaksin ini cocok untuk negara-negara berkembang.
“Sekarang sangat penting untuk memberikan alat penyelamat ini kepada orang-orang yang membutuhkannya dengan cepat,” katanya dalam sebuah pengarahan.
Persetujuan WHO membantu negara-negara di seluruh dunia untuk dengan cepat menyetujui dan mengimpor vaksin untuk didistribusikan, terutama negara-negara yang tidak memiliki regulator standar internasional sendiri.
WHO juga telah memberikan daftar penggunaan darurat untuk vaksin yang dibuat oleh Pfizer-BioNTech, Moderna, Johnson & Johnson, dan jab AstraZeneca yang diproduksi di India, Korea Selatan dan Uni Eropa.
Sebuah panel ahli independen mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka merekomendasikan vaksin Sinovac untuk orang dewasa di atas 18 tahun, dengan dosis kedua diberikan dua hingga empat minggu kemudian.
Tidak ada batasan usia maksimal karena data menunjukkan vaksin ini efektif untuk mereka yang usia lebih tua.
Pada 7 Mei 2021, WHO memberikan persetujuan darurat untuk Sinopharm, vaksin pertama yang diproduksi di China.
Setelah ditambahkan ke daftar darurat WHO, vaksin ini juga dapat dimasukkan dalam COVAX – platform global yang bertujuan untuk menjamin akses yang adil terhadap vaksin ke negara-negara miskin di dunia.
Saat ini, hanya AstraZeneca dan beberapavaksin Pfizer yang mengalir melalui skema.
“Dunia sangat membutuhkan banyak vaksin Covid-19 untuk mengatasi ketidakadilan akses yang sangat besar di seluruh dunia,” kata Mariangela Simao, Asisten Direktur Jenderal WHO.
“Kami mendesak produsen untuk berpartisipasi dalam fasilitas COVAX, berbagi pengetahuan dan data mereka, serta berkontribusi untuk mengendalikan pandemic,” katanya.
Vaksin Sinovac sudah digunakan di 22 wilayah di seluruh dunia, menurut hitungan kantor berita AFP.
Selain China, negara yang menggunakan Sinovac antara lain Chili, Brasil, Indonesia, Meksiko, Thailand, dan Turki.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)