358 Tenaga Medis di Kudus Terpapar Covid-19, Pemerintah Pusat dan Provinsi Kirim 81 Tenaga Bantu
Sebanyak 358 tenaga medis yang bekerja menangani pasien Covid-19 di Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah juga terinfeksi virus
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 358 tenaga medis yang bekerja menangani pasien Covid-19 di Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah juga terinfeksi virus.
Dari ke 358 tenaga medis tersebut, sebagian dari mereka mendapat perawatan di rumah sakit rujukan.
Sementara lainnya menjalani isolasi mandiri.
Dikutip dari tayangan Kompas Siang, Kompas Tv, Rabu (9/6/2021), dari ke 358 tenaga kesehatan tersebut, 30 di antaranya dokter, 104 perawat, 83 bidan dan 141 tenaga dinas kesehatan.
Mengingat banyaknya tenaga kesehatan yang terinfeksi virus Covid-19, pemerintah lantas mengirimkan tenaga bantu.
Demi tetap memaksimalkan penanganan, sebanyak 81 tenaga bantu telah dikirimkan oleh pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Baca juga: 4 Upaya Kendalikan Lonjakan Kasus Covid-19 di Kudus dan Bangkalan, Rujuk Pasien hingga Perkuat 3T
Baca juga: Kapolri Siapkan Manajemen Kontijensi untuk Tekan Lonjakan Kasus Baru Covid-19 di Kudus
Jurnalis Kompas Tv, Iwhan Miftakhudin mengatakan jumlah tenaga bantu terbagi menjadi 33 dokter dan 48 perawat.
"(Sebanyak) 33 dokter dan 48 perawat dari kementerian kesehatan lewat Dinas kesehatan Provinsi Kudus (yakni berjumlah) 81, (akan) membantu mem-backup tingginya angka Covid-19 di Kabupaten Kudus," terang Iwhan saat melakukan tinjauan langsung di lapangan, Rabu (9/6/2021).
Mereka, para tenaga bantu saat ini ditempatkan di tujuh rumah sakit rujukan di Kabupaten Kudus.
"Untuk mengatasi kekurangan tenaga kesehatan ini, (dari ke 81 tenaga bantu) ditempatkan di tujuh rumah sakit rujukan, (dan) saat ini sedang menangani pasien," kata Iwhan.
Menanggapi informasi tersebut, Kepala Dinas kesehatan Kudus, Mas'ut, membenarkan memang banyak tenaga kesehaan yang berjatuhan terkonfirmasi Covid-19.
Meski begitu, Mas'ut mengatakan pihaknya bersama pada tenaga kesehatan akan tetap memaksimalkan tenaga untuk menangani para pasien.
Baca juga: Menkes Beri Tambahan Vaksin Covid-19 ke Kudus dan Bangkalan, Masing-masing 50 Ribu Dosis
"Tenaga kesehatan memang banyak yang tumbang, tapi kita (tetap) maksimalkan tenaga, (Bahkan) kita sudah dapat bantuan dari pemrintah, (yakni sebanyak) 81 orang," terang Mas'ut.
Dikabarkan Iwhan, para tenaga kesehatan rencananya akan diperbantukan sampai lonjakan kasus di Kabupaten Kudus ini bisa kembali normal.
"Para tenaga kesehatan rencanaya akan diperbantukan, hingga lonjakan kasus ini bisa turun seperti sedia kala," terang Iwhan.
Iwhan mengabarkan, pada hari Minggu,6/6/2021), TNI-Polri meninjau ke lapangan, setidaknya kasus aktif di Kabupaten Kudus mencapai 1500 jiwa.
Sementara saat ini, data yang diperoleh dari Iwhan yakni sebayak 1987 pasien.
Dari 1987 pasien, sekira 304 jiwa telah dikirim ke asrama haji Donohudan, Kabupaten Boyolali.
Baca juga: Bertindak Cepat Atasi Kasus Covid-19 di Kudus, Moeldoko Akan Bagikan Ivermectin di 3 Kecamatan
Lonjakan Kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus Telah Terprediksi
Dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (9/6/2021), Ganjar mengatakan bahwa lonjakan kasus yang terjadi di Kudus telah terprediksi.
Usai libur panjang, sejumlah wilayah di Jateng akan mengalami kenaikan kasus Covid-19.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Tengah dalam hal ini mencatat, setidaknya ada delapan Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan kasus secara signifikan.
Delapan daerah yang dimaksud tersebut meliputi Sragen, Tegal, Brebes, Banyumas, Cilacap, Karanganyar, Wonogiri, dan Kudus.
“Ini terprediksi sebenarnya. Setiap kali ada libur panjang pasti ada kenaikan (kasus),” kata Ganjar.
Diketahui, kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus melonjak hingga lima kali lipat.
Kenaikan kasus tersebut bahkan mencapai 783 kasus pada 26 Mei 2021 lalu.
Sehingga, rumah sakit darurat difungsikan untuk menangani pasien Covid-19 yang terus bertambah.
Sementara dari catatan tahun lalu, situasi di Jawa Tengah saat ini sama seperti yang terjadi pada 2020 lalu.
Peningkatan kasus aktif setelah libur panjang nasional juga menyebabkan naiknya Bed Occupancy Rate (BOR) hingga mencapai 90 persen.
Kendati telah dilakukan konsultasi dan koordinasi secara rutin terkait adanya potensi kenaikan kasus dari liburan panjang, Ganjar mengakui bahwa hal itu tidak semua diantisipasi dengan baik oleh sejumlah Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.
Sehingga, terjadi kenaikan kasus seperti yang terjadi di Kudus.
Selain kurangnya antisipasi, Ganjar juga melaporkan bahwa kenaikan kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus juga terjadi karena prediksi-prediksi seperti fenomena tahun lalu yang tidak dicermati dengan baik, sehingga menimbulkan kepanikan.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Taufik Ismail)
Berita lainnya seputar Kasus Corona di Kudus