Saat Tsunami Corona Hantam India. Ada Satu Desa Diklaim Belum Tersentuh Covid-19 Hingga Saat Ini
Saat tsunami menghantam India, Desa 35 km dari kota Jorhat di Assam bagian atas itu hingga saat ini belum melaporkan adanya temuan kasus Covid-19.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Setiap rumah bahkan menempatkan satu ember air dan sabun di pintu gerbang untuk memudahkan orang mencuci tangan mereka sebelum masuk.
Perlu diketahui, lebih dari separuh penduduk desa itu memiliki profesi sebagai petani, sementara sebagian kecil bekerja di kantor pemerintah dan swasta.
Mereka yang keluar desa untuk keperluan pekerjaan, diwajibkan mengikuti semua protokol kesehatan sebelum kembali ke desa.
"Kami memiliki 25 orang pejabat desa, diantaranya ada lima perempuan. Kami bergiliran menjaga pintu masuk desa dan juga memeriksa pelanggaran yang terjadi di dalamnya. Siapapun yang melanggar aturan tersebut akan dikenakan hukuman atau denda yang ditetapkan oleh pemerintah. Tapi untungnya kami tidak melihat ada pelanggaran yang dilakukan oleh warga desa," tegas Kakati.
Meskipun pemerintah Assam belum mengumumkan penerapan sistem penguncian (lockdown), negara bagian ini memiliki jam malam selama 16 jam setiap harinya, mulai pukul 13.00 hingga 17.00 petang waktu setempat.
Ada pula larangan melakukan pergerakan atau perjalanan antar distrik.
Langkah-langkah tersebut pun berlaku hingga 16 Juni mendatang.
Seorang guru dari desa tersebut, Naresh Das menyampaikan bahwa kehidupan di desa itu tidak lagi sama seperti dulu saat pandemi belum melanda India.
Ia kini tidak bisa bebas bersosialisasi dengan tetangga maupun teman-temannya.
Kendati demikian dirinya bersyukur bahwa hingga saat ini desa tersebut diklaim belum menemukan kasus positif, apalagi kematian akibat Covid-19.
"Kehidupan tidak lagi sama sejak pandemi dimulai, karena kami tidak bisa bergerak atau bersosialisasi dengan teman-teman kami dan sesama penduduk desa, yang sangat umum dilakukan sebelumnya. Tapi kami senang karena kami belum mencatat kasus positif atau kehilangan siapapun karena penyakit ini," kata Das.
Des menegaskan bahwa penduduk desa itu telah mengikuti langkah-langkah kesehatan secara benar.
Ia mengakui, sebelumnya sempat terjadi beberapa hal yang melemahkan protokol kesehatan menjelang akhir tahun lalu dan selama pemilihan umum baru-baru ini.
"Namun dengan terjadinya gelombang kedua Covid-19 yang menyerang negara kami, semua orang menjadi lebih memperhatikan keselamatan. Terinspirasi dari apa yang kami lakukan, beberapa desa tetangga juga mulai serius menerapkan protokol Covid-19," jelas Des.