Ketua Satgas IDI: Tidak Ada Kata Terlambat Lakukan Lockdown Segera
Ketua Satuan Gugus Tugas COVID-19 IDI Prof. Zubairi Djoerban menilai sudah saatnya pemerintah segera menerapkan kebijakan lockdown atau karantina wila
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Satuan Gugus Tugas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban menilai sudah saatnya pemerintah segera menerapkan kebijakan lockdown atau karantina wilayah.
Ia menuturkan, tidak ada kata terlambat dalam penerapan kebijakan tersebut, mengingat beberapa hari terakhir angka kasus positif harian mencapai 20 ribuan.
"Apakah menerapkan lockdown atau apapun namanya yang mewakili kedaruratan telat jika dilakukan sekarang?
Tidak ada kata telat ketimbang setengah-setengah tapi kita terseret masalah sama berbulan-bulan--tanpa perbaikan.
Bagi saya, langkah konkret perlu dilakukan," kata dia seperti dikutip dalam akun twitternya @ProfesorZubairi setelah dikonfirmasi, Rabu (30/6/2021).
Sebelumnya, guru besar FKUI ini menyarankan dalam situasi lonjakan kasus Covid-19 seperti ini, lockdown menjadi mutlak dilakukan.
Menurutnya, semua kegiatan, liburan, maupun perjalanan tidak penting harus dihentikan sejenak. Apalagi mempertimbangkan sekolah tatap muka dibuka kembali.
Meski tak populer di Indonesia, namun kebijakan lockdown terbukti efektif di beberapa negara.
India misalnya, dari 400 ribu kasus per hari, turun menjadi 70 ribu.
Ia mengatakan, penerapan lockdown berjalan paling cepat dua minggu. Sambil melihat jumlah penambahan kasus atau positivity rate.
Seperti di Jakarta yang berada di angka 17-18 persen. Tunggu sampai 10 persen. Itu cukup. Setelah itu baru kembali lagi ke PPKM Mikro.
Lockdown menjadi cara untuk membatasi pergerakan masyarakat saat situasi pandemi Covid-19 darurat.
"Saat ini rumah sakit penuh, kasus melonjak, beberapa tenaga kesehatan dan medis telah terinfeksi--yang bisa menyebabkan kualitas layanan menurun," terangnya.
--