Vaksin Bagi Ibu Hamil dan Anak Bakal Percepat, Target Vaksinasi Satu Juta Perhari
Menurutnya, vaksinasi ini akan semakin mempercepat target satu juta vaksinasi per hari sesuai dengan arahan Presiden.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah terus mendorong vaksinasi bagi ibu hamil, menyusui, dan anak usia 12-18 tahun.
Menurutnya, vaksinasi ini akan semakin mempercepat target satu juta vaksinasi per hari sesuai dengan arahan Presiden.
"Sesuai dengan perintah dari Bapak Presiden bahwa nanti minimum satu hari ada satu juta vaksin yang disuntikkan kepada warga agar dapat mencapai herd immunity (kekebalan komunal) dalam rangka perang melawan Covid-19 ini," ujar Muhadjir melalui keterangan tertulis, Rabu (30/6)
Muhadjir mengatakan proses vaksinasi untuk ibu hamil akan dibantu oleh para bidan, yang sangat trampil dalam melakukan vaksinasi bagi ibu hamil,ibu menyusui,dan anak usia 12-18 tahun.
Baca juga: Vaksin Pfizer Tiba Bulan Depan
Menurut Muhadjir, para bidan telah sangat terampil dalam melakukan vaksin bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 12-18 tahun.
"Insya Allah para bidan ini siap untuk mendukung itu," tutur Muhadjir.
Seperti diketahui, Pemerintah resmi meluncurkan vaksinasi Covid-19 bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 12-18 tahun.
Vaksinasi ini, menurutnya, sangat penting dilakukan sebagai upaya pencegahan agar para ibu dapat melahirkan anak yang sehat, serta anak-anak dapat terlindungi dari virus corona.
Tidak Kebal 100 Persen
Baca juga: Putin: Saya Sudah Disuntik Vaksin Sputnik V Buatan Rusia
Sementata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan, vaksinasi Covid-19 tidak lantas membuat penerima vaksin kebal 100 persen terhadap virus Corona.
"Ini tidak membuat kita 100 persen kebal seperti Superman dari virus Covid-19," ujar Menkes dalam keterangan pers yang dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (30/6).
Ia menuturkan, vaksin akan membuat tubuh menjadi lebih tahan dan lebih cepat mengidentifikasi jika tubuh terpapar virus.
"Dan kita bisa lebih cepat merespons melawan virus tersebut sehingga orang yang divaksin masih bisa terkena virus Covid-19," ujar Menkes.
Jika pun terpapar virus Covid-19, gejala yang diperkirakan muncul tidak akan berat atau fatal, melainkan hanya gejala ringan atau tanpa gejala.
Baca juga: Usai Divaksinasi Pfizer di Jepang Perlu Istirahat Sehari, Tangan Terasa Pegal dan Kesemutan
"Bisa saya tekankan, pesan saya bahwa vaksin ini tidak membuat kita kebal kaya Superman, yang harusnya sakit berat menjadi sakit ringan, yang harus sakit ringan menjadi sakit tanpa gejala," terang Budi.
Selain itu seseorang yang telah menerima vaksinasi Covid-19, masih bisa menularkan. "Walaupun sudah divaksin harus tetap menjalankan protokol kesehatan terutama memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan," pesan Budi.
Menurut Budi, 14 juta dosis vaksin Sinovac dalam bentuk bahan baku atau bulk tiba di Ingonesia pada Rabu (30/6) kemarin.
"Sehingga total bahan baku vaksin dari Sinovac yang sudah datang di kita adalah 105 juta dosis vaksin," katanya.
Karena masih dalam bentuk bahan baku, vaksin yang baru tiba tersebut akan diproses terlebih dahulu di Biofarma selama satu bulan sebelum kemudian didistribusikan dan digunakan masyarakat.
Total dari sekitar 105 juta bahan baku vaksin yang sudah tiba di tanah air, akan diperoleh sekitar 85 juta vaksin jadi.
"Bisa kita pakai dan itu akan siap 1 bulan setelah sekarang, jadi mungkin di awal Agustus akan ada 85 juta vaksin Sinovac yang sudah siap, bisa kita gunakan," tuturnya.
Menkes mengatakan dengan tambahan 14 juta bahan baku vaksin tersebut, maka jumlah ketersediaan vaksin di Indonesia cukup banyak. Belum lagi vaksin yang berasal dari pengadaan jalur multilateral Covax facility.
"Juga bulan ini akan masuk dari Astrazeneca, bulan Agustus nanti akan masuk dari Pfizer, sehingga jumlah vaksin yang masuk di semester kedua tahun ini akan menjadi semakin banyak," tuturnya. (Tribun Network/Fahdi Fahlevi/Rina Ayu/Taufik Ismail/sam)