Banjir Order, Pengrajin Peti Jenazah di TPU Pondok Kelapa: Jangan Khawatir Bahan Baku Aman
Pengrajin peti jenazah di bilangan Jakarta Timur tepatnya di sudut TPU Pondok Kelapa mengalami banjir orderan seraya kasus kematian akibat Covid-19 me
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengrajin peti jenazah di bilangan Jakarta Timur tepatnya di sudut TPU Pondok Kelapa mengalami banjir orderan seraya kasus kematian akibat Covid-19 meningkat belakangan ini.
CV. Sahabat Duka menjadi satu dari beberapa perusahaan yang mengalami lonjakan pesanan peti jenazah dari beberapa Rumah Sakit di Jadetabek beberapa hari ini.
Aris yang merupakan karyawan CV. Sahabat Duka menuturkan, tiap harinya dia bersama rekan-rekan ditarget oleh pimpinan untuk dapat menyelesaikan puluhan peti mati.
"Buat sekarang 40 peti aja mah keluar, per hari," kata Aris kala ditemui Tribunnews.com, di TPU Pondok Kelapa, Rabu (7/7/2021).
Pria yang berprofesi sebagai sopir ambulan pengantar jenazah ini, mengaku diminta oleh pimpinan untuk membantu pekerjaan rekannya.
Hal itu karena kata dia, beberapa pekerja banyak yang sakit akibat keletihan mengerjakan puluhan peti jenazah tiap harinya.
"Ini saya juga diminta buat ngebantu, karena kewalahan juga kita," ucapnya.
Meski begitu, Aris meyakini untuk bahan baku pembuatan peti jenazah ini, pihaknya tidak merasa khawatir.
Bahkan katanya, barang seperti triplek atau kayu list untuk bahan membuat peti selalu disuplay tiap dua hari sekali.
"Kalau bahan (triplek, kayu, cat) sih ada, aman, karena si bos juga terus mesen, dua hari sekali dateng," katanya.
*Senang Bercampur Sedih*
Aris mengatakan, lonjakan pemesanan peti ini merupakan yang tertinggi sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Baca juga: Kewalahan Order Peti Jenazah Covid-19 Meningkat, Perusahaan Ini Terus Tambah Pegawai
Bahkan kata dia, kabar kematian itu semakin akrab selaras dengan update pertambahan jumlah pasien dan korban meninggal yang sering dilihatnya di media.
"Ini tertinggi sih, dibanding yang pertama kali," ucapnya singkat seraya memberikan cat ke peti yang sudah diamplas.
Kondisi seperti ini kata Aris turut menciptakan dilema.
Dia menyikapi hal seperti ini dengan beragam perasaan.
Senang karena memiliki penghasilan lebih dari bos jika mampu mencapai target, tapi sedih karena semakin banyak pesanan maka semakin banyak juga masyarakat yang meninggal dunia akibat wabah ini.
"Kalau senang ya pasti, penghasilan jadi bertambah juga buat keluarga, tapi kan kalau begini (pesanan banyak) berarti banyak yang meninggal juga, jadi sedih juga," tutur Aris sambil memperhatikan detail hasil cat yang dituangnya.
Di akhir dirinya juga turut berpesan, kepada masyarakat khususnya kepada rekan pers, untuk senantiasa menjaga kesehatan.
Mengingat kondisi penyebaran virus yang makin memprihatinkan.
"Makanya bang, jaga kesehatan yang terpenting, kondisinya lagi kaya gini," katanya.