Mitos atau Fakta, Benarkah Varian Delta Dapat Melayang Lewat Udara?
Di sisi lain, banyak informasi yang menyebutkan seseorang dapat terinfeksi pada virus yang melayang di udara.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews.com-Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Varian Delta masih dari virus yang sama yaitu SARS-CoV-2.
Hanya saja punya beberapa perbedaan dari varian sebelumnya.
Hal ini diungkapkan oleh Dokter spesalis paru UI, dr Gatut Priyonugroho, Sp.P, risiko pasien yang terinfeksi varian delta di rawat inap lebih besar yaitu hingga 2 kali lipat.
Selain itu jumlah virus pada varian Delta lebih banyak pada varian sebelumnya.
Di sisi lain, banyak informasi yang menyebutkan seseorang dapat terinfeksi pada virus yang melayang di udara.
Menanggapi hal itu, dr Gatut menyebutkan jika mekanisme penularan varian delta masih sama.
Seperti lewat droplet, misalnya dari batuk. Sebagian lagi menyebar secara airborne aerosol.
"Sebagian airborne, sedikit di udara juga. Yang kecil, terbang melayang di udara bisa sekitar tiga jam. Karenanya, kalau kemana pun usahakan pakai masker karena virus tidak bisa dilihat," paparnya dalam seminar yang diadakan Fakultas Ilmu Adminstrasi Universitas Indonesia (UI), Rabu (7/7/2021).
Baca juga: 4 Juta Orang Meninggal di Dunia Ketika Asia Tengah Berjuang Lawan Varian Delta
Ia pun memberikan sebuah simulasi, misal di dalam ruangan mengandung 19 virus/m3 udara.
Lalu di dalam ruangan tersebut seseorang melakukan aktivitas ringan sehingga menghirup 0,5 m3/jam.
Menurutnya, kalau orang tersebut di dalam ruangan 1,5 hari maka ia bisa terinfeksi. Setidaknya jumlah virus masuk yang dapat mengakibatkan Covid-19 adalah 300 virus.
Hal ini, kata dr Gatut juga dipengaruhi dengan tingginya pertukaran udara, besar volume ruangan dan durasi yang dihabiskan. Semakin besar ruangan, maka semakin aman. Apa lagi untuk outdoor.
Namun jangan khawatir,karena virus varian ini sebenarnya dapat diantisipasi dengan pembersihan dasar dan sirkulasi udara yang baik. Tentunya dengan ada ventilasi yang efektif.
"Ruangan yang ada virus, lakukan pembersihan standar, sudah tidak ada virusnya. Bahkan dibanding disefektan, paling efektif pembersihan dasar," katanya lagi.