BPOM Proses Izin Darurat Vaksin Covid-19 Pfizer, Rencananya Masuk Indonesia Mulai Agustus 2021
Badan Pengawas Obat dan Makanan segera memproses izin penggunaan darurat vaksin Pfizer, yang direncanakan masuk ke Indonesia Agustus mendatang.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan segera memproses izin penggunaan darurat vaksin Pfizer, yang direncanakan masuk ke Indonesia Agustus mendatang.
Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan, Pfizer ada di berbagai pusat produksi, ada enam fasilitas produksi, dengan data lengkap di 2-3 fasilitas produksi.
“Secepatnya data mutunya lengkap, akan segera dikeluarkan emergency use authorization (EUA),” kata Penny, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (13/7/2021).
Kedatangan dan penggunaan vaksin ini di Indonesia banyak ditunggu sejumlah kalangan, lantaran memiliki efikasi di atas 90 persen.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyatakan Pfizer akan masuk ke Indonesia pada Agustus mendatang, setelah menjalani negosiasi yang cukup panjang.
"Vaksin Pfizer kontraknya baru ditandatangani sehingga mudah-mudahan di akhir Agustus itu sudah mulai jalan," ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Baca juga: 11 Negara yang Campurkan 2 Vaksin Covid-19 Merek Berbeda, Indonesia Gunakan Moderna sebagai Booster
Izin darurat vaksin Pfizer ini menambah deretan vaksin Covid-19 yang telah memiliki EUA.
Sebelumnya, BPOM sudah mengeluarkan EUA untuk vaksin Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, maupun Moderna.
Oktober
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, target vaksinasi 2,5 juta orang dalam sehari diprediksi tercapai pada bulan Oktober mendatang.
Budi beralasan, pasokan vaksin akhir tahun ini mencapai 85 juta dosis per bulan.
"85 juta kita bisa suntik ke warga bulan Oktober. Jadi bisa dibagi 30 hari ya sekitar 2,5 juta lebih per hari di bulan Oktober dan November, ini bergerak terus tiap hari ada yang tambah, ada yang
kurang," ujar Budi.
Ia mengatakan, vaksinasi pada semester kedua tahun ini mencapai 4 kali lipat dibanding penyuntikan di semester pertama.
Enam bulan pertama 70 juta dosis, enam bulan berikutnya 360 juta dosis.
Baca juga: 20 Gambar Poster Covid-19, Bisa Dibagikan untuk Bahan Edukasi di Facebook, Twitter atau Instagram
“Jadi beban nyuntiknya kita sangat berbeda, empat kali lipat lebih tinggi. Kenapa? karena ketersediaan vaksin seperti itu sangat tidak merata," ungkap mantan Wamen BUMN ini.
Ia memaparkan, pada bulan Juli ini Indonesia mempunyai 33,5 juta dosis vaksin.
"Jadi memang rata-rata, kita nggak bisa lebih dari satu juta satu hari," kata Budi.
Sementara pada bulan Agustus, pasokan vaksin bertambah menjadi 45 juta vaksin.
"Baru di bulan Agustus kita akan banyak 45 juta vaksin kemudian itu gradual naik hingga puncaknya di bulan Oktober 85 juta," jelas Menkes.
Baca juga: Soal Pencampuran Vaksin Covid-19 dari 2 Merek Berbeda, Ini Kata WHO
Dikatakannya, Indonesia terus mengupayakan kedatangan vaksin gratis melalui jalur multilateral COVAX/GAVI.
Ada sekitar tujuh juta vaksin gratis akan diberikan kepada Indonesia, mulai Agustus sampai Desember.
Kemudian, vaksin Pfizer juga akan tiba pada Agutus.
Vaksin Ketiga
Selain itu, Menkes juga mengatakan pemerintah berencana memberikan dosis ketiga vaksin Covid-19 untuk para tenaga kesehatan (nakes) pada pekan ini agar para nakes lebih terlindungi dari paparan virus Corona.
"Kita sudah mengeluarkan policy bahwa rencananya mulai minggu ini kita akan memberikan suntikan ketiga, booster, tapi ini hanya untuk para nakes, karena ini sensitif sekali juga," katanya.
Vaksin ketiga ini, katanya, juga untuk menghadapi gelombang pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
"Kita sudah itung walaupun dengan suntikan ketiga yang akan kita berikan, vaksinnya Moderna untuk para nakes, itu booster," katanya.
Baca juga: Vaksinasi Berbayar Tetap Lanjut, Kemenkes dan Kementerian BUMN Susun Petunjuk Teknis
Menurutnya, vaksinasi dosis ketiga hanya diberikan kepada nakes juga dilandasi ketersediaan vaksin Covid-19 yang terbatas.
Sehingga, untuk masyarakat pemerintah belum dapat memutuskan untuk pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga.
Ada sekitar 1,47 juta tenaga kesehatan yang akan menerima suntikan vaksin ketiga ini.
Sebelumnya Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr Slamet Budiarto menyatakan pemerintah perlu mempertimbangkan adanya pemberian dosis tambahan vaksin Covid- 19 khusus bagi dokter dan tenaga kesehatan.
"Ini untuk nakes ya. Karena kalau melihat fenomena yang sudah vaksin itu, mereka terkena sakit dengan gejala sedang, berat, bahkan meninggal dunia. Mungkin karena jumlah virus Covid-19 di rumah sakit jauh lebih tinggi daripada yang di luaran sana," katanya. (Tribun Network/Rina Ayu/Chaerul Umam/sam)