Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BREAKING NEWS: Positif Covid-19 Pecah Rekor Lagi, Tembus 56.757 Kasus

Sebelumnya kasus tertinggi Covid-19 sejak awal Pandemi Maret 2020 terjadi pada Rabu kemarin (12/7/2021) dengan 54.517 kasus.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in BREAKING NEWS: Positif Covid-19 Pecah Rekor Lagi, Tembus 56.757 Kasus
freepik
Ilustrasi Covid-19 

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Penyebaran Covid-19 terus mengalami lonjakan di masa PPKM Darurat Covid-19. Kasus harian Covid-19 kembali tembus rekor tertinggi pada Kamis, (15/7/2021).

Dilihat dari data yang diterbitkan SatgasCovid-19.go.id, terjadi penambahan jumlah kasus Covid-19 sebanyak 56.757. Sehingga total kasus terkonfirmasi positif menjadi 2.726.803 kasus.

Sebelumnya kasus tertinggi Covid-19 sejak awal Pandemi Maret 2020 terjadi pada Rabu kemarin (12/7/2021) dengan 54.517 kasus.

Jumlah kasus harian ini masuk dalam skenario terburuk Covid-19 seperti yang dipaparkan Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Marinves) yang juga merupakan penanggungjawab pelaksanaan PPKM Darurat, Luhut Binsar Pandjaitan.

Ia mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan skenario terburuk kondisi Covid-19, yakni bila kasus harian mencapai 40 ribu-50 ribu kasus per hari.

Baca juga: Vaksin Sinovac Disebut Tak Ampuh Tangkal Varian Baru, Ini Tanggapan Jubir Covid-19

Masih dari data yang sama terjadi penambahan pasien sembuh mencapai 19.049 kasus. Adapun total pasien sembuh secara keseluruhan sebanyak 2.176.412 orang.

BERITA REKOMENDASI

Sementara, jumlah yang meninggal dunia menjadi 70.192 orang setelah ada penambahan kasus meninggal hari ini sebanyak 982 orang.

Dengan penambahan angka terkonfirmasi, kesembuhan dan kematian, maka terjadi penambahan kasus aktif sebanyak 36.726 kasus, sehingga total mencapai 480.199 kasus.

Sementara itu pada hari yang sama, jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 249.059 dengan jumlah suspek 209.186.

Sebelumnya Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Marinves) yang juga merupakan penanggungjawab pelaksanaan PPKM Darurat Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa jumlah kasus harian Covid-19 sekarang ini sudah masuk pada skenario terburuk. Covid-19 telah mencapai angka lebih dari 50 ribu kasus per hari atau tepatnya, 54.517 pada Rabu, (14/7/2021).

Hal itu disampaikan Luhut dalam Konferensi pers virtual, Kamis, (15/7/2021).


"Kami sudah masuk pada worst case scenario yang sudah kami duga, kita akan naik di atas ya," kata Luhut.

Purnawirawan jenderal bintang empat tersebut berharap kenaikan kasus harian Covid-19 tidak lebih dari 60 ribu kasus perhari. Apabila jumlah kasus harian menyentuh angka tersebut maka skenario penanganan akan berbeda.

"Jangan lebih dari pada 60 ribu. Karena itu nanti mesti ada perkiraan lain lagi," katanya.

Pemerintah menurut Luhut telah menyusun langkah penanganan apabila kasus harian Covid-19 menyentuh angka lebih dari 60 ribu. Bahkan pemerintah saat ini sedang menyusun langkah penanganan apabila kasus harian tembus 100 ribu per hari.

" Kita tidak berharap sampai ke 100 ribu, tapi itupun sudah rancang sekarang, kalau sampai terjadi ke sana. Jadi semua tenang melaksanakannya, jernih melihatnya. Teman teman di sini, kira kira anak anak muda yang kerja luar biasa. Saya minta mereka dibantu," pungkasnya.

Kapan PPKM Darurat Berakhir?

Hingga Kamis (15/7/2021), Luhut mengaku belum mengetahui secara pasti apakah PPKM Darurat akan diperpanjang.

Sebab, ia mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Delta yang terjadi selama tiga hari berturut-turut tidak terprediksi.

Bahkan, tidak hanya di Indonesia, Luhut juga menyinggung negara lain juga ikut terdampak atas penyebaran virus corona varian Delta yang begitu masif.

Baca juga: PPKM Darurat akan Diperpanjang Jadi 6 Minggu? Ini Tanggapan Ahli Utama KSP

"Saya kira ini begini, kasus meroket ini sudah kita duga juga mungkin terjadi, tapi tidak kita duga secepat ini."

"Karena pemahaman kita mengenai delta varian ini juga tidak paham betul, Anda sudah lihat bukan hanya kita, banyak negara lain yang kena."

"Karena ilmu dunia kedokteran juga belum sampai ke sana, saya selalu tanya teman-teman dokter mengenai ini," kata Luhut, dikutip dari tayangan Youtube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Kamis (15/7/2021).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut  Binsar Pandjaitan dalam acara Kementerian Tenaga Kerja secara virtual, Selasa (13/7/2021)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut  Binsar Pandjaitan dalam acara Kementerian Tenaga Kerja secara virtual, Selasa (13/7/2021) (screenshot)

Selain faktor virus corona varian Delta, Luhut juga mengaku akan mengamati terlebih dahulu mengenai persoalan ekonomi.

Sebab, ia memahami perpanjangan PPKM Darurat akan berdampak kembali pada sektor ekonomi.

"Tentu ini kita amati dengan cermat, kami ada tim juga yang mengamati sampai berapa jauh kita boleh pergi, istilah saya itu kalau kita bengkokkan sesuatu pasti ada batasnya."

"Kalau bengkok terus ya patah, jadi kita mengamati betul masalah ekonomi ini jangan sampai kelamaan juga malah buat mati," ujar Luhut.

Untuk itu, Luhut mengaku akan berhati-hati dalam memperhitungkan terkait kemungkinan PPKM Darurat akan diperpanjang.

Baca juga: Wacana Perpanjangan PPKM Darurat Tanpa Pengawasan Ketat Dinilai Akan Lebih Banyak Merugikan

Lebih lanjut, Luhut juga mendapat perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengevaluasi PPKM Darurat.

Jadi, ia berencana meminta pendapat dari para ahli hingga guru besar dari universitas terkait evaluasi PPKM Darurat.

"Kemarin Presiden minta saya untuk evaluasi, saya janji pada Presiden besok atau nanti sore kami akan laporkan cara bertindak apa yang akan dilakukan dengan data-data yang ada."

"Nanti kita juga bertemu asosiasi guru besar universitas dan minta pendapat mereka juga," tambahnya.

Skenario Terburuk jika Kasus Covid-19 Tembus 100 Ribu Kasus

Sementara, meski telah memprediksi akan terjadi kenaikan kasus, Luhut berharap penambahan kasus tidak mencapai 100 ribu per hari.

Namun, pihaknya telah menyiapkan skenario terburuk jika pandemi Covid-19 semakin melonjak hingga mencapai 100 kasus per hari.

"Kalau kita bicara worst case skenario untuk 60 ribu atau lebih kita masih cukup oke, kita tidak berharap sampai ke 100 ribu."

Baca juga: Luhut: Ini Masalah Kemanusiaan, Kalau Anda Punya Hati, Jangan Politisasi Pandemi

"Tapi itu pun kami sudah rancang sekarang kalau sampai terjadi ke sana, kita tenang melaksanakannya, jernih melihatnya," kata Luhut.

"Ya kita berharap jangan lebih daripada 60 ribu karena itu nanti mesti ada perkiraan lain lagi," tambahnya.

Dalam mengantisipasi agar skenario terburuk tidak terjadi, Luhut menyampaikan, pemerintah telah mengamankan lebih dari 40 juta vaksin.

Pihaknya juga akan mempercepat vaksinasi hingga mencapai 1 juta suntikan per hari.

Para pekerja menyiapkan peralatan di Ruang ICU di Tower 7 Wisma Atlet yang menjadi Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19, di Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (22/3/2020). Ruangan di tower 7 lantai 1, 2, dan 3 Wisma Atlet dimodifikasi menjadi ruang ICU, radiologi, hingga farmasi. Rumah sakit ini siap dioperasikan pada Senin (23/3). Warta Kota/Alex Suban
Para pekerja menyiapkan peralatan di Ruang ICU di Tower 7 Wisma Atlet yang menjadi Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19, di Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (22/3/2020). Ruangan di tower 7 lantai 1, 2, dan 3 Wisma Atlet dimodifikasi menjadi ruang ICU, radiologi, hingga farmasi. Rumah sakit ini siap dioperasikan pada Senin (23/3). Warta Kota/Alex Suban (Warta Kota/Alex Suban)

Selain itu, pemerintah juga tengah melakukan penambahan tempat tidur di rumah sakit dan membuat rumah sakit baru khusus Covid-19 di beberapa daerah.

Pemerintah juga akan menambah tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat yang sudah dalam masa akhir pendidikan.

"Ini penting untuk diketahui, kami sudah merekrut dokter sebanyak 2.000 dokter yang baru-baru lulus dan itu kita training."

Baca juga: Luhut: Tolong, Kita Kompaklah Nanti Selesai Pandemi Anda Mau Anu Lagi Silakan

"Kita punya ada lulusan dokter itu lebih dari 2.000 dan itu segera akan kita mobilisasi," kata Luhut.

Luhut juga mengaku akan terus memastikan kesediaan pasokan oksigen.

Hal itu setelah pihaknya meminta produksi oksigen medis dalam negeri diperbanyak, dan juga mendapat bantuan oksigen dari negara lain.

"Jadi jangan ada beranggapan bahwa kami tidak bergerak, kami sangat bergerak."

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas