Prosedur Isolasi Mandiri di Rumah yang Baik dan Benar bagi Pasien Covid-19, Ini yang Perlu Disiapkan
Berikut prosedur yang baik dan benar bagi pasien Covid-19 saat isolasi mandiri di rumah.
Penulis: Nuryanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Berikut prosedur yang baik dan benar bagi pasien Covid-19 saat isolasi mandiri di rumah.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, meminta masyarakat yang dinyatakan positif Covid-19 tidak bergejala atau bergejala ringan untuk menjalani isolasi mandiri yang baik dan benar.
Selain itu, melakukan tindakan sedini mungkin bagi anggota keluarga yang melakukan kontak erat dengan pasien Covid-19.
Baca juga: Epidemiologi: Daerah Luar Jawa-Bali Waspada, Berpotensi Terjadi Kenaikan Kasus Covid-19
Berikut prosedur isolasi mandiri di rumah, yang Tribunnews.com kutip dari laman Covid19.go.id:
Persiapan Isolasi Mandiri
1. Menyiapkan stok obat-obatan dasar seperti vitamin C, D, ZN (zinc) atau jenis obat-obatan lain sesuai anjuran dokter.
2. Mempersiapkan alat-alat kesehatan dasar seperti thermometer atau alat pengukur suhu badan dan oxymeter yang mengukur saturasi oksigen.
3. Mempersiapkan masker dan cairan disinfektan yang dapat terbuat dari air dengan sabun atau deterjen maupun cairan disinfektan dalam jumlah yang cukup.
4. Mempersiapkan ruangan terpisah yang tidak terakses oleh anggota keluarga lainnya.
5. Mempersiapkan daftar kontak orang terdekat dan terpercaya maupun hotline penting untuk kebutuhan darurat.
Baca juga: Daftar Efikasi Vaksin COVID-19 yang Digunakan di Indonesia, Pfizer Tertinggi
Saat Isolasi Mandiri
1. Menerapkan pola hidup bersih yang sehat dengan berolahraga 3-5 kali seminggu, makan makanan gizi seimbang, mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas.
2. Pengelolaan sampah dan limbah harian harus dilakukan dengan hati-hati oleh pendamping, minimal yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
Lalu, barang habis pakai setelah digunakan harus disimpan dalam wadah tertutup.
Sedangkan, barang tidak habis pakai harus dibersihkan terpisah dengan barang yang digunakan oleh anggota keluarga lainnya.
3. Melakukan disinfeksi rutin khususnya kepada alat rumah tangga yang sering disentuh contohnya gagang pintu, kran, toilet, wastafel, saklar, meja atau kursi.
4. Menjamin ruangan isolasi mandiri mendapat sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik secara rutin dengan membuka jendela kamar.
5. Rutin mencatat perkembangan gejala suhu tubuh, laju nafas maupun saturasi oksigen perharinya dengan alat kesehatan yang dimiliki.
Untuk memudahkan proses pencatatanan yang akurat oleh petugas Puskesmas yang mengawasinya.
Baca juga: Pemerintah Diminta Mendata Daerah-daerah yang Memerlukan Bantuan Penanganan Covid-19
6. Pastikan isolasi mandiri 10 hari untuk kasus tanpa gejala dan 10 hari dengan kasus gejala ringan dengan tambahan 3 hari dalam keadaan tanpa gejala.
7. Jika terjadi perburukan kondisi, yang umumnya disertai gejala demam, batuk, sesak nafas cepat, dengan frekuensi lebih dari 30 kali permenit maka segera hubungi nomor darurat dan layanan dokter atau petugas puskesmas setempat.
8. Pastikan protokol saat memobilisasi pasien ke puskesmas atau rumah sakit diterapkan secara ketat.
Menggunakan ambulans milik pemerintah setempat dengan petugas yang memiliki APD lengkap.
Baca juga: Rajin Olahraga Hingga Berjemur, Cara Kepala BNPT Boy Rafli Amar Jaga Kebugaran Fisik Cegah Covid-19
Melakukan isolasi mandiri di rumah hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang tidak bisa mendapatkan lagi fasilitas Isolasi terpusat dan kasus positif tanpa gejala atau bergejala ringan.
"Apabila masyarakat tidak mungkin melakukan isolasi mandiri di rumah, maka dapat melakukan isolasi di tempat Isolasi terpusat yang disediakan pemerintah daerah masing-masing yang dibantu Pemerintah pusat," ujar Wiku.
Dalam membantu warga yang tidak bisa melakukan isolasi mandiri di rumah, pemerintah telah menyiapkan 20 rumah sakit darurat dengan total kurang lebih 9 ribu tempat tidur.
Kemudian, 12 rumah sakit lapangan dengan total sekitar 3000 tempat tidur.
Selain itu, tempat isolasi terpusat dengan total lebih dari 20 ribu tempat tidur di Pulau Jawa dan Bali.
(Tribunnews.com/Nuryanti)