PKS Minta Pemerintah Tindak Tegas Penimbun Tabung Gas Oksigen
Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKS Mulyanto geram mendengar pasokan gas oksigen untuk sektor kesehatan masih terhambat.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKS Mulyanto geram mendengar pasokan gas oksigen untuk sektor kesehatan masih terhambat.
Padahal menurut pihak produsen kapasitas produksi gas oksigen dalam negeri masih memadai.
Menurut Mulyanto, pemerintah harus bisa membaca situasi bahwa kelangkaan ini bukan karena ada hambatan di sektor produksi. Namun masalahnya justru ada di sektor distribusi,
"Di sektor distribusi ini banyak celah yang bisa dimanfaatkan pihak tertentu untuk mengambil keuntungan di tengah situasi darurat seperti sekarang. Untuk itu saya mendesak Pemerintah menindak tegas siapapun yang coba membuat kacau suasana," kata Mulyanto kepada wartawan, Senin (19/7/2021).
Mulyanto minta Pemerintah harus lebih seksama memeriksa neraca gas oksigen domestik ini. Jangan grasa-grusu dan sekedar didikte oleh mafia impor.
"Pemerintah harus berani menindak tegas oknum-oknum yang tidak bertanggung-jawab yang menimbun tabung gas oksigen ini sehingga distribusinya macet," ucapnya.
"Oknum-oknum ini harus diberikan hukuman yang berat agar jera. Karena dampak perbuatannya sangat fatal. Terutama bagi pasien Covid-19. Mereka sungguh tidak berperikemanusiaan," lanjut Wakil Ketua FPKS DPR RI Bidang Industri dan Pembangunan ini.
Baca juga: Tiga Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Jakarta Terima 5 Paket Tenda Darurat
Mulyanto menambahkan pihaknya bukan anti impor. Namun, secara psikologis negara jangan sampai mudah dimainkan mafia impor yang mau mengambil kesempatan di tengah kesempitan.
Di tengah ruang fiskal yang terbatas, kata Mulyanto, pemerintah jangan memboroskan devisa Negara untuk impor. Opsi impor itu adalah pilihan paling akhir dari yang akhir.
Selanjutnya Mulyanto minta Kemenperin harus bekerja keras memberdayakan industri dalam negeri melalui optimalisasi kapasitas terpasang dan menambah kapasitas baru produsen gas oksigen.
Selain itu bahan baku gas oksigen, yakni liquid oxygen perlu diawasi distribusinya, sehingga benar-benar dialokasikan untuk produsen tabung gas oksigen medis.
"Kalau distribusi liquid oxygen ini masih secara bisnis as usual dialokasikan untuk sektor industri, maka sudah barang tentu janji Pemerintah untuk mengalihkan gas oksigen dari sektor industri ke sektor medis tidak akan terwujud," kata Mulyanto.
Untuk diketahui Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bekerja sama dengan industri untuk mengamankan pasokan oksigen medis di tengah lonjakan kasus covid-19 di dalam negeri, Jumat (16/7).
Beberapa perusahaan yang diajak kerja sama seperti, PT Aneka Gas Industri Tbk dan PT Samator. Jokowi menyebut dua perusahaan itu menambah produksi untuk menambah stok oksigen.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan 10 ribu oksigen konsentrator impor akan mulai datang dalam 3-4 hari ke depan.
Kedatangan alat tersebut diharapkan bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri untuk perawatan pasien covid-19.
Secara total, pemerintah memesan 50 ribu oksigen konsentrator impor. Luhut mengklaim permasalahan pasokan oksigen yang sempat langka dalam beberapa hari terakhir mulai membaik.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.