Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Psikolog Sebut Anak Paling Rentan Secara Fisik dan Psikis Selama Pandemi Covid-19

Menurut psikolog klinis, Ratih Ibrahim faktanya yang terjadi saat ini sekitar 70% daerah ada di zona merah 70%. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Psikolog Sebut Anak Paling Rentan Secara Fisik dan Psikis Selama Pandemi Covid-19
Shutterstock
Ilustrasi anak 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga saat ini dunia berjuang mengatasi pandemi covid-19.

Penyebaran virus SARS-CoV-2 ini memang berdampak ke semua aspek kehidupan., terutama pada anak-anak.

Menurut psikolog klinis, Ratih Ibrahim faktanya yang terjadi saat ini sekitar 70% daerah ada di zona merah.

Dan selama pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau ( PPKM) Darurat, 78% persen anak ingin masuk ke sekolah lagi. 

Selama pandemi Covid-19, pembelajaran memang diberlakukan jarak jauh.

Baca juga: KPAI Sebut Anak Rentan Alami Kekerasan di Rumah Selama Pandemi Covid-19

Hal ini tentunya memengaruhi kehidupan sosial anak. 

Di sisi lain, Ratih menyebut jika selama pandemi, fisik anak pun ikut dipengaruhi.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, anak-anak adalah pihak yang paling rentan. 

"Orang yang lebih besar bisa lebih mandiri. Sudah lebih matang. Semakin kecil semakin rentan," katanya dalam webinar virtual yang dilaksanakan oleh Jaman Perempuan Indonesia, Sabtu (24/7/2021).

Ratih menyebutkan jika semakin kecil usia anak, maka ruang eksplorasi yang dibutuhkan semakin lebih besar.

Tetap di dalam rumah dengan ruang yang kecil membuat anak jadi enggan bergerak. 

Hal ini menyebabkan otot-otot anak tidak berkembang maksimal.


Selain itu, selalu di rumah tanpa adanya kegiatan membuat perkembangan kognitif terbatas. 

Beberapa kendala yang dihadapi seperti kesulitan memahami pelajaran, lebih banyak terpapar sosial media dan sebagainya.

Apa yang menjadi tontonan tentu berpengaruh pada perkembangan anak. 

"Situasi pandemi rentan menimbulkan semacam trauma yang belum tentu dialami secara langsung. Anak anak cenderung mudah putus asa, gampang marah," katanya lagi. 

Sayangnya sikap anak-anak tadi kerap ditimpali dengan kemarahan dari orangtua.

Kadang-kadang sebagai orangtua masih ada yang berteriak pada anak.

Sehingga anak-anak bingung mau mengeskpresikan perasaannya kemana.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas