Babinsa Akan Wawancara Masyarakat yang Terindikasi Covid-19 dan Laporkan ke Puskesmas
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menjelaskan persiapan yang dilakukan TNI untuk melaksanakan pelacakan kontak erat covid-19 (tracing) serta
Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menjelaskan persiapan yang dilakukan TNI untuk melaksanakan pelacakan kontak erat covid-19 (tracing) serta mekanisme pelaporannya.
Hadi menjelaskan TNI sudah memberikan pelatihan melalui aplikasi Zoom kepada seluruh tracer TNI.
Selain itu TNI juga sudah memberikan simulasi kepada para Babinsa tentang bagaimana caranya menerima notifikasi dari Dinas Kesehatan terkait dengan kasus terkonfirmasi covid-19.
Hal tersebut disampaikannya saat konferensi pers bertajuk Optimalisasi Program 3T dalam PPKM Level IV yang disiarkan di kanal Youtube BNPB Indonesia pada Senin (26/7/2021).
"Kemudian TNI turun ke lapangan, khususnya Babinsa, untuk melaksanakan wawancara kepada masyarakat dan melaporkan kepada Puskesmas," kata Hadi.
Tidak hanya itu, kata dia, nantinya para Babinsa yang melaksanakan tracer juga akan menginformasikan kepada masyarakat yang terpapar covid-19 agar mau melaksanakan isolasi, baik isolasi mandiri, isolasi dengan menggunakan shelter yang ada di pedesaan, maupun isolasi terpusat.
Baca juga: PPKM Level 4 di DKI Jakarta, Pasar Tanah Abang Kembali Beroperasi Mulai Hari Ini
Setelah itu, kata Hadi, nantinya para Babinsa akan melaporkan kepada Puskesmas hasil dari tracing dan sosialisasi yang dilakukannya kepada masyarakat.
Selanjutnya, kata dia, pihak puskesmas akan melaporkan hasil tersebut kepada dinas kesehatan baik di tingkat kota, kabupaten, maupun provinsi.
"Sehingga laporan-laporan ini akan bisa cepat sampai ke pusat dan bisa dimasukan dalam laporan secara nasional," kata Hadi.
Sebelumnya, Hadi juga menjelaskan saat ini ada 63 ribu personel TNI yang bertugas sebagai tracer di sejumlah wilayah di Indonesia.
Para tracer tersebut, kata Hadi, tracer (pelacak) covid-19 dari TNI-Polri akan dilatih menggunakan aplikasi pelacakan kontak erat pasien covid-19 atau Silacak oleh Kementerian Kesehatan mulai hari ini Senin (26/7/2021).
Hadi mengatakan hal tersebut di antaranya dilakukan guna mempermudah pelacakan kontak erat.
Selain itu, hal tersebut juga dilakukan guna mengejar target tracing yang telah ditetapkan WHO yakni 1:30 yang saat ini masih terkendala di lapangan.
"Oleh sebab itu, pada hari ini kita melaksanakan pelatihan bagi anggota TNI-Polri untuk bisa mengetahui cara kerja dari aplikasi Silacak yang terus diperdalam oleh Babinsa dan Bhabinkamtibmas," kata Hadi.