Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Epidemiolog Swiss: Virus Mirip SARS CoV-2 Mungkin Sudah Ada Sejak 2013

Didier Pittet mengatakan virus yang sangat mirip dengan SARS-CoV-2 mungkin telah ada sejak 2013 lalu.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Epidemiolog Swiss: Virus Mirip SARS CoV-2 Mungkin Sudah Ada Sejak 2013
hearingreview
Ilustrasi virus corona 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, SWISS - Ahli Penyakit Menular Utama di Rumah Sakit Universitas Jenewa dan Penemu Hand Sanitizer, Didier Pittet mengatakan virus yang sangat mirip dengan SARS-CoV-2 mungkin telah ada sejak 2013 lalu.

Perlu diketahui, SARS-CoV-2 atau virus corona merupakan virus yang menyebabkan penyakit Covid-19.

"Pada tahun 2013, di China, sekitar 1.100 km atau 683,5 mil dari Wuhan, di gua-gua yang dijelajahi Speleologists, ditemukan virus yang 96 persen mirip dengan Covid-19, dan itu bisa menular ke orang-orang yang bekerja di gua itu. Dan yang belum jelas hingga saat ini adalah bahwa virus ini mungkin diidentifikasi oleh salah satu laboratorium di Wuhan," kata Pittet.

Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (6/8/2021), ia kemudian menambahkan beberapa publikasi disertasi telah dibuat oleh orang-orang yang bekerja di laboratorium itu.

Namun, kini disertasi itu menghilang.

Baca juga: Cegah Covid-19, Jangan Lupa Konsumsi Empat Vitamin Ini untuk Daya Tahan Tubuh

"Saat anda mengerjakan virus baru, anda akan membekukannya sebagai sampel, namun ternyata laboratorium gagal menemukan sampel itu, dan ini merupakan hal yang agak mengkhawatirkan," jelas Pittet.

Berita Rekomendasi

Pittet menjelaskan bahwa ini bukan berarti virus tersebut dibuat secara artifisial.

Namun, ada kemungkinan virus yang sangat mirip dengan SARS-CoV-2 ini ditemukan pada tahun 2013 dan fakta ini justru disembunyikan.

"Dan untuk menjadi pandemi, virus itu harus beredar di alam untuk sementara waktu. Jadi, mungkin virus ini telah bersama kita lebih lama dari yang bisa kita bayangkan," kata Pittet.

Baca juga: Tingkat Vaksinasi Mendekati 70%, Singapura akan Longgarkan Pembatasan Covid-19

Pittet pun menyebut ada bukti yang menunjukkan orang-orang di Eropa dan Asia pernah terjangkit Covid-19 sebelum virus ini dikenal secara global.

Situasinya harus diteliti secara rinci untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan virus untuk berubah menjadi pandemi.

Menurutnya, penelitian ini sangat penting untuk merespons secara cepat saat virus serupa muncul di masa depan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas