Relawan Lapor Covid-19 Terima 129 Aduan Terkait Pelanggaran Saat Pelaksanaan PTM
Terkait jenis laporan, Diah mengatakan mayoritas aduan adalah terjadinya pelanggaran protokol kesehatan (prokes) dalam pelaksanaan PTM.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lapor Covid-19 menerima total 129 aduan terkait pelanggaran yang terjadi saat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah, periode Januari hingga Agustus 2021.
Tim Advokasi Relawan Lapor Covid-19 Diah Dwi Putri mengatakan ada kenaikan yang cukup signifikan dalam tiga minggu terakhir, yakni sebelum status PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) diturunkan.
Hal itu disampaikannya dalam konferensi pers virtual bertajuk Situasi Terkini Pendidikan di Indonesia, Minggu (29/8/2021).
"Kami memperoleh 129 laporan di mana di tiga bulan terakhir ini terdapat lonjakan laporan yang cukup signifikan. Ini merupakan data mingguannya di mana tiga minggu terakhir ini laporannya cukup tinggi di mana sebelum status PPKM diturunkan, totalnya 34 laporan," kata Diah.
Baca juga: Revisi UU Otsus Sangat Penting untuk Peningkatan Kesejahteraan Warga Papua
Baca juga: Kasus Mayat Wanita Terbungkus Selimut di Sungai Terungkap, Pelaku Memiliki Kelainan
Baca juga: Besok PTM di Jakarta Dimulai, Pasar Jatinegara Ramai Pengunjung
Diah mengungkapkan, terdapat tiga wilayah yang menempati laporan terbanyak.
Di Jawa Barat terdapat 17 laporan, Banten ada 7 laporan dan 4 laporan dari Jawa Tengah.
"Untuk komposisinya ada 16 persen itu dari sekolah usia dini, lalu 32 persen dari SD dan 11 persen dari SMP, SMA 30 persen perguruan tinggi 8 persen, pendidikan agama dan sekolah Pendidikan Agama atau Taman Pembelajaran Alquran sebanyak 3 persen," ujarnya.
Terkait jenis laporan, Diah mengatakan mayoritas aduan adalah terjadinya pelanggaran protokol kesehatan (prokes) dalam pelaksanaan PTM.
"Jadi ada salah satu sekolah di Jawa Tengah yang melakukan pembelajaran tatap muka, siswa serta gurunya itu tidak menggunakan masker ataupun jaga jarak. Jadi seperti sekolah tanpa ada Covid-19, sekolah biasa saja normal," tandasnya.