Orang dengan Mobilitas Tinggi Disarankan Tetap Gunakan Masker saat di Rumah
Dengan memakai masker yang benar, maka akan terlindung dari virus varian apapun, khususnya saat berada di fasilitas umum.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Guru Besar FK UI dan Anggota Komite Penasihat Ahli Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Prof. DR. dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi menekankan, vaksin bukanlah perlindungan utama.
Dengan memakai masker yang benar, maka akan terlindung dari virus varian apapun, khususnya saat berada di fasilitas umum.
Riset menunjukkan, hanya melepas masker 10 detik saja bisa terpapar varian Delta.
"Orang yang mobilitasnya tinggi disarankan memakai masker dengan benar dan tetap memakainya saat berada di rumah," ujarnya dalam dialog virtual, Selasa (7/9/2021).
Biasakan memakai masker di rumah. Karena jika virus terlanjur masuk ke saluran napas bisa menular ke orang lain saat tidak terlindung masker.
Baca juga: Kasus Covid-19 Turun, Tingkat Mobilitas Masyarakat RI Lebih Rendah dari Malaysia dan Vietnam
"Yang utama adalah virus jangan masuk ke tubuh melalui hidung, mata dan mulut. Caranya patuh prokes, pakai masker dengan benar, jangan longgar, jangan melorot, harus menutup hidung mulut dan dagu, cuci tangan dan jaga jarak,” ujarnya.
Masker efektif melindungi 77-79 persen jika dipakai dengan benar, sedangkan vaksin memberikan perlindungan 65-95 persen tergantung jumlah dan varian virus.
Baca juga: Tentang Riwayat Penyakit Koes Hendratmo, Bonita: Sebelum Kena Covid, Ayah Ada Jantung dan Asma
“Vaksin ini benteng kedua setelah patuh prokes. Pastikan kaum yang rentan, misalnya lansia, yang belum divaksin agar segera divaksin dua kali. Studi menunjukkan lansia yang belum divaksin jika terkena Covid-19 kemungkinan meninggal 46 persen” ungkap Prof Miko.
Selain lansia, orang dengan komorbid juga didorong melakukan vaksinasi asal kondisinya stabil, demikian juga anak-anak usia 12-17 tahun.