Menko PMK: Pandemi Covid-19 Jadi Pelajaran Infrastruktur Kesehatan RI Masih Sangat Rapuh
Muhadjir Effendy menuturkan Covid-19 memberi pelajaran infrastruktur kesehatan di Republik Indonesia masih sangat rapuh.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menuturkan Covid-19 memberi pelajaran infrastruktur kesehatan di Republik Indonesia masih sangat rapuh.
"Kita saat ini seperti dibimbing oleh Covid-19 untuk membenahi kelemahan infrastruktur kesehatan," tuturnya saat dialog virtual, Selasa (14/9/2021).
Dalam catatannya sudah ada ratusan rumah sakit baru yang dibangun, ratusan rumah sakit di-upgrade, dan ratusan rumah sakit lapangan.
Baca juga: Bioskop Diizinkan Buka Kembali, Dinilai Tak Signifikan Dongkrak Kunjungan, Simak Lagi Aturannya
Muhadjir menegaskan rumah sakit ini nantinya akan difungsikan khusus menangani kasus infeksius.
"Sekarang ini kita baru punya satu rumah sakit infeksius yakni Sulianti Saroso. Tapi nanti setelah Covid-19 akan ada ratusan rumah sakit infeksius baru yang tersebar di seluruh daerah," imbuhnya.
Harapannya apabila terjadi kasus wabah Indonesia sudah siap.
Demikian juga fasilitas oksigen yang sebelumnya terbatas, saat ini sudah dioptimalisasi.
"Ketersediaan tabung oksigen kita di rumah sakit masih compang-camping. Ketika dibutuhkan banyak orang kita baru tersadar infrastruktur kita lemah. Sekarang sudah banyak yang menyadari betapa pentingnya liquid tank," tambahnya.
Baca juga: Awas, Varian C.1.2 Diprediksi Lebih Menular dari Varian Delta
Suplai oksigen menjadi perhatian besar rumah sakit di manapun agar dapat menekan angka kematian ke depan.
Muhadjir optimistis Covid-19 di Indonesia akan menjadi penyakit infeksius biasa.
Kondisi bisa tercapai tergantung dari perilaku masyarakat.
"Pemerintah berupaya menyekat atau membatasi kemungkinan terjadinya penyebaran dan fenomena status yang diakibatkan oleh Covid-19," ucap dia.
Ia menyerukan wabah Covid-19 akan dikendalikan menjadi penyakit musiman atau bersifat spasial.
"Kita sudah putuskan Covid-19 tidak akan tuntas dalam waktu singkat. Pemerintah saat ini mendorong agar pandemi menjadi endemi," ucap Muhadjir.
Karena itu, peran serta sektor swasta mengawal pandemi Covid-19 ke endemi sangat dibutuhkan.