WHO Sebut Proses Persetujuan Sputnik V Akan Dibereskan
Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko mengatakan pada pekan lalu, vaksin Sputnik V sedang dalam proses untuk mendapatkan persetujuan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Proses persetujuan vaksin virus corona (Covid-19) Rusia Sputnik V di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan segera diselesaikan setelah negosiasi dengan Rusia.
Pernyataan ini disampaikan Asisten Direktur Jenderal WHO, Mariangela Simao pada Kamis kemarin.
"Vaksin Sputnik V memulai proses awal tahun ini, namun prosesnya ditunda karena kurangnya beberapa prosedur hukum. Dan saya senang mengatakan bahwa dalam negosiasi dengan Pemerintah Rusia, masalah ini akan diselesaikan segera setelah prosedur hukum selesai, kami akan dapat memulai kembali prosesnya," kata Simao dalam konferensi pers virtual.
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (8/10/2021), Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko mengatakan pada pekan lalu, vaksin Sputnik V sedang dalam proses untuk mendapatkan persetujuan dari WHO.
Baca juga: Pengembang Sputnik V Akan Mulai Uji Coba Vaksin Combo Flu/Covid-19 pada Akhir 2022
"Semua hambatan telah dicabut pada hari ini. Kami tidak melihat adanya hambatan untuk melanjutkan pekerjaan kami, ini dikonfirmasi oleh Direktur Jenderal WHO. Semua masalah telah diselesaikan, sekarang perusahaan yang mendaftarkan vaksin ke WHO perlu menandatangani beberapa dokumen dan memberikan dokumen tambahan, itu prosedur administrasinya," kata Murashko kepada wartawan di Jenewa, Swiss.
Sementara itu, perusahaan yang mengembangkan vaksin Sputnik V, Gamaleya Research Institute, berharap obat tersebut akan mendapatkan persetujuan yang diperlukan dari WHO pada akhir tahun.
Seperti yang disampaikan Peneliti senior di institut tersebut, Vladimir Gushchin di forum bioteknologi OPENBIO pada pekan ini.
"Saya yakin itu akan terjadi dalam beberapa bulan mendatang, Oktober atau November. Saya pikir kita akan mengakhiri tahun ini dengan vaksin yang akhirnya diakui oleh WHO," kata Gushchin.
Ia mencatat bahwa persetujuan WHO adalah prioritas Gamaleya dan Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) yang telah banyak terlibat dalam proses produksi, penelitian klinis, hingga pendaftaran Sputnik V dengan otoritas terkait.
Gushchin menambahkan bahwa dirinya sempat berharap Sputnik V mendapatkan persetujuan pada September lalu, seperti yang diumumkan WHO sebelumnya, namun itu tidak terjadi.
Perlu diketahui, Sputnik V saat ini diizinkan untuk digunakan di 70 negara yang mewakili total populasi empat miliar orang atau mencapai 50 persen dari populasi dunia.