Kemenkes Sebut Pelonggaran Prokes Sebabkan Kasus Covid-19 di Negara-negara Eropa Meningkat
Jubir vaksin Kemenkes mengatakan, sejumlah negara di Eropa mengalami peningkatan kasus Covid-19. Ini terjadi saat di negara itu prokes dilonggarkan.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, sejumlah negara di Eropa mengalami peningkatan kasus Covid-19, saat situasi di Indonesia mengalami penurunan kasus.
Berdasarkan laporan WHO per tanggal 26 Oktober, terjadi peningkatan tajam sejumlah kasus maupun kematian di tingkat Global.
Baca juga: Covid-19 di Singapura Mengganas, dalam Sehari Bertambah 5 Ribu Kasus!
Baca juga: Akselerasi Vaksinasi dan Penerapan Prokes, Kunci Utama Mencegah Gelombang Lonjakan Kasus Berikutnya
Negara di regional Eropa berkontribusi pada kenaikan kasus sekitar 50 persen dari total penambahan kasus baru.
Serta, sekitar 14 persen dari total kematian baru.
"Jika kita lihat di tingkat negara maka negara Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Turki, dan Ukraina merupakan negara yang melaporkan kasus tertinggi di level global," ujar Nadia dalam konferensi virtual, Rabu (27/10/2021).
Kenaikan kasus tersebut ditenggarai adanya penurunan kepatuhan terhadap protokol kesehatan termasuk penggunaan masker, cuci tangan, dan jaga jarak.
"Dari situasi Global ini kita ambil pelajaran bahwa vaksinasi saja belum cukup harus diimbangi dengan kepatuhan kita terhadap protokol kesehatan yang sudah ditetapkan," tegasnya.
Sementara di Indonesia meski kasus melandai Nadia mengakui, saat ini tingkat pergerakan masyarakat mulai tinggi, sehingga rusiko interaksi dan penularan juga semakin tinggi.
"Sekali lagi risiko ini bisa kita minimalisir. Jika kita semua patuh taat dan disiplin menjalankan protokol kesehatan dan tetap selektif dan bijak saat beraktivitas," kata dia.
Di tingkat nasional dan provinsi terjadi penurunan sebesar 23 persen dan penurunan jumlah kematian sebesar 16 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya.
"Alhamdulillah saat ini testing rate dan positivity rate juga terus dapat kita pertahankan pada level yang direkomendasikan oleh WHO," ungkap perempuan berhijab ini.
Sementara, situasi rumah sakit dalam suasana yang sangat kondusif, dimana total Bed Occupation Rate (BOR) berada dalam level kurang dari 20 persen.
"Kami berharap kerjasama dari semua pihak untuk tetap memperkuat upaya testing lacak dan isolasi serta kepatuhan terhadap protokol kesehatan," ujar Nadia.