Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hasil Studi: Banyak Pasien Kanker Darah Hanya Dapat Sedikit Perlindungan dari Vaksin Covid-19

Menurut hasil uji klinis dari Inggris, hampir 3 dari 5 pasien kanker darah gagal meningkatkan respons kekebalan terhadap Covid-19 usai divaksin Pfizer

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Hasil Studi: Banyak Pasien Kanker Darah Hanya Dapat Sedikit Perlindungan dari Vaksin Covid-19
pixabay.com
Ilustrasi. Sel darah merah. Hasil Studi: Banyak Pasien Kanker Darah Hanya Dapat Sedikit Perlindungan dari Vaksin Covid-19 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, OHIO - Meninggalnya mantan Menteri Luar Negeri AS Colin Powell meninggal karena komplikasi akibat virus corona (Covid-19) pada pertengahan Oktober lalu, meskipun Powell telah mendapatkan vaksinasi secara penuh jadi sorotan.

Komunitas anti-vaxxers (anti vaksin) di Amerika Serikat (AS) terutama merasa kecurigaan mereka benar saat kabar Colin Powell meninggal.

Menjelang kematiannya, mantan pejabat berusia 84 tahun itu memang sedang dirawat di rumah sakit karena kanker darah yang dideritanya.

Baca juga: Mantan Menlu AS Colin Powell Meninggal Akibat Komplikasi Covid-19

Baca juga: Penting Deteksi Dini Kanker Payudara, Gerakan 1.000 Skrining Payudara Gratis Pun Digelar

Dikutip dari laman webmd, Kamis (28/10/2021), sebuah studi baru pun melaporkan bahwa vaksin Covid-19 hanya menghasilkan sedikit atau tidak memberikan perlindungan bagi beberapa pasien kanker.

Menurut hasil uji klinis dari Inggris, hampir 3 dari 5 pasien kanker darah gagal meningkatkan respons kekebalan terhadap Covid-19 setelah menerima dua dosis penuh vaksin Pfizer.

Mantan Menlu AS Jenderal Colin L Powell meninggal karena komplikasi akibat virus corona.
Mantan Menlu AS Jenderal Colin L Powell meninggal karena komplikasi akibat virus corona. (afp)

Para peneliti mengatakan orang dengan tumor atau kanker padat juga memiliki respons yang kurang kuat terhadap vaksinasi, jika dibandingkan dengan orang yang sehat.

Berita Rekomendasi

Seperti yang disampaikan Direktur Medis Bethesda, Yayasan untuk Penyakit menular, Dr. William Schaffner.

"Studi baru menunjukkan kepada kita bahwa orang dengan tumor padat dan juga kanker darah tidak merespon secara optimal terhadap vaksin, khususnya terhadap vaksin Covid-19. Mereka telah menunjukkannya dengan kepastian dan kelengkapan yang tidak kami miliki sebelumnya," kata Dr. Schaffner.

Powell meninggal saat berjuang melawan multiple myeloma, kanker darah yang secara khusus berdampak pada sistem kekebalan tubuh.

Ia telah dijadwalkan untuk menerima dosis penguat (booster), namun meninggal sebelum mendapatkannya.

"Meskipun kami bisa mencoba membuat tubuh mereka merespons dengan memberikan dosis ketiga, harapan kami tidak boleh terlalu tinggi, dan juga harapan pasien," jelas Dr. Schaffner.

Untuk percobaan ini, seorang Dosen Klinis senior dari King's College London, Dr. Sheeba Irshad dan rekan-rekannya memberikan vaksin Pfizer kepada 159 orang, 128 diantaranya merupakan pasien kanker.

Para peneliti ini kemudian melacak respons imun mereka, hasilnya pun dipublikasikan pada 11 Oktober di jurnal Cancer Cell.

Terkait percobaan tersebut, para peneliti menemukan bahwa hanya 36 persen pasien kanker darah yang mencapai respons imun terhadap Covid-19 setelah mendapatkan vaksinasi penuh, dibandingkan dengan 78 persen pasien kanker atau tumor padat dan 88 persen peserta dengan kondisi yang sehat.

Dosis pertama vaksin tidak bekerja dengan baik pada pasien kanker padat, dengan hanya 38 persen yang mengembangkan respons imun terhadap Covid-19.

Namun saat dosis kedua diberikan pada 3 atau 12 minggu setelah dosis pertama, ternyata dapat meningkatkan perlindungan.

"Kanker cenderung merusak sistem kekebalan tubuh, terutama kanker darah. Kanker darah sering melibatkan sel-sel yang berinteraksi dengan atau merupakan bagian dari sistem kekebalan, limfoma misalnya. Penyakit itu sendiri mengurangi kapasitas sistem kekebalan untuk berfungsi secara normal," tegas Dr. Schaffner.

Sementara itu Wakil Presiden Eksekutif dan Kepala Petugas Medis American Society of Clinical Oncology, Dr. Julie Gralow mengatakan diagnosis kanker tampaknya mengalahkan usia sebagai faktor risiko untuk respons kekebalan yang lebih lemah.

Hal yang sama pun disampaikan Direktur sementara Program Transplantasi Darah dan Sumsum Klinik Cleveland, Dr. Betty Hamilton menilai perawatan yang digunakan untuk menyembuhkan kanker seperti kemoterapi, terapi radiasi, imunoterapi juga dapat mengganggu respons imun.

"Kami merasa bahwa pasien yang mengalami imunosupresi atau immunocompromised, dalam beberapa hal memiliki respons yang kurang terhadap vaksin," kata Dr. Hamilton.

Ia menjelaskan mengenai kondisi pasien kanker serta pasien yang menjalani transplantasi organ.

"Namun, pasien kanker harus mendapatkan vaksin dan booster Covid-19," jelas Dr. Hamilton dan Dr. Schaffner.

Kendati demikian, Dr. Hamilton pun tetap meminta pasien untuk mendapatkan vaksinasi.

"Kami masih merekomendasikan vaksinasi untuk pasien ini karena kami percaya bahwa sedikit perlindungan lebih baik daripada tidak sama sekali," pungkas Dr. Hamilton.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas