Pimpin Ratas Evaluasi PPKM, Wapres Ingin Vaksinasi, Mitigasi, dan Pelaksanaan 3T Ditingkatkan
Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kali ini dipimpin oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kali ini dipimpin oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Diketahui evaluasi tersebut dilaksanakan dalam rapat terbatas (ratas) virtual melalui konferensi video pada hari ini Senin (1/11/2021).
Dalam ratas tersebut, Ma'ruf menyambaikan bahwa beberapa indikator penanganan Covid-19 di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup baik.
Namun, meski demikian pergerakan masyarakat juga mulai mengalami peningkatan.
Baca juga: Menkes: Kita Akan Mati-matian Pertahankan Landainya Kasus Covid-19 di Indonesia
Seiring dengan berbagai relaksasi aturan yang diberikan oleh pemerintah.
Untuk itu, Ma'ruf menilai saat ini diperlukan mitigasi yang baik agar pelaksanaan PPKM bisa tetap terkendali.
“Perlunya memikirkan mitigasi terbaik agar penurunan atau relaksasi daripada penerapan PPKM itu kita sesuaikan secara terkendali dan terukur,” kata Ma'ruf, dilansir laman resmi setkab.go.id, Senin (1/11/2021).
Selain mitigasi, diperlukan juga adanya peningkatan 3T (testing, tracing, dan treatment) dan vaksinasi COVID-19.
Hal ini dilakukan demi memberikan perlindungan kepada masyarakat dan mencegah terjadinya gelombang ketiga Covid-19.
Baca juga: Satgas Relawan Kembali Sukses Tingkatkan Kapasitas 1000 Relawan COVID-19
“Hal yang sudah kita capai ini perlu kita tetap pertahankan dan untuk itu saya kira kita harus terus memperkuat pertama soal testing, tracing, kemudian juga isolasi, treatment, dan vaksinasi.”
“Karena pergerakan masyarakat mulai begitu tinggi, maka perlu adanya pendekatan atau peningkatan mengenai perlindungan terhadap masyarakat. PeduliLindungi harus kita perkuat. Kemudian untuk mengantisipasi munculnya gelombang ketiga,” terang Ma'ruf.
Khusus untuk mobilitas internasional Ma'ruf menekankan tentang pentingnya screening ketat.
Baik bagi wisatawan asing yang masuk ke Indonesia, atau WNI yang melakukan perjalanan ke luar negeri.
Karena menurut Ma'ruf mobilitas internasional ini bisa menjadi celah masuknya varian baru Covid-19, apabila tidak diantisipasi dengan tegas.
Baca juga: Tren Kasus Covid-19 Naik di 20 Daerah, Masyarakat Diimbau Waspada
“Protokol kesehatan perjalanan internasional seperti penyesuaian waktu pelaksanaan karantina, ketentuan tentang PCR bagi pelaku perjalanan internasional dengan tetap mengantisipasi risiko penularan dari negara lain,” ucapnya.
Selanjutnya terkait libur akhir tahun, Ma'ruf meminta semua pihak agar bisa melakukan antisipasi agar tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19.
Mengingat biasanya pada libur panjang, akan ada peningkatan mobilitas masyarakat yang cukup tinggi.
“Kita juga tetap mewaspadai perlunya antisipasi masa liburan yang cukup panjang, sehubungan dengan Natal dan Tahun Baru."
"Ini sebentar lagi kita akan memasuki adanya peningkatan mobilitas yang cukup tinggi, bahkan sebelum libur Natal dan Tahun Baru. Perlu meningkatkan kewaspadaan kita,” pungkasnya.
Baca juga: Apa Itu Varian Baru Covid-19 AY.4.2 yang Menyebar di Inggris? Berikut yang Diketahui Sejauh Ini
Keberhasilan Penanganan Pandemi Covid-19 Tidak Diraih dengan Mudah
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo bersyukur atas pencapaian penanganan pandemi covid-19 yang saat ini telah diraih bangsa Indonesia atas kerjasama dan sinergi berbagai elemen bangsa.
Saat ini, kata dia, tercatat lebih dari 115 juta rakyat Indonesia telah menerima setidaknya vaksin dosis pertama.
Menurutnya, capaian tersebut berarti sudah melebihi 50% dari target sasaran vaksinasi nasional.
Ia mengatakan capaian tersebut akan terus ditingkatkan hingga target 70% pada bulan November ini.
Baca juga: Syarat Perjalanan Orang Dalam Negeri di Masa Pandemi Covid-19: Wajib Vaksin dan Tes PCR
Tidak hanya itu, kata dia, angka kasus harian juga telah menurun secara signifikan dalam beberapa minggu terakhir.
Hal tersebut disampaikan Fadjar dalam Keynote Speech yang dibacakan Komandan Kodiklat TNI AU Marsekal Madya TNI Tatang Harliansyah dalam Seminar Nasional Pasis Sekkau Angkatan 110 bertajuk Strategi Penanganan Pandemi Covid-19 Guna Menjaga Keamanan Nasional pada Senin (1/11/2021).
"Namun tentu keberhasilan tersebut tidak diraih dengan mudah," kata Fadjar, Senin (1/11/2021).
Ia mengatakan penanganan pandemi di Tanah Air tidak serta merta dapat berjalan seperti yang direncanakan.
Di lapangan, kata dia, ditemukan juga sejumlah kendala.
Baca juga: Satgas Covid-19 Jelaskan Persiapan Transisi Pandemi Jadi Endemi, Termasuk Perubahan Perilaku
Kendala tersebut, di antaranya sulitnya mendorong masyarakat untuk mau melaksanakan isolasi di rumah sakit yang telah disediakan.
Selain itu, kata dia, keterbatasan nakes dan fasilitas kesehatan juga menjadi kendala.
Selanjutnya, ketidakmerataan distribusi obat dan vaksin hingga perbedaan persepsi dan beda kebijakan antara pejabat di tingkat pusat serta di daerah juga menjadi kendala lainnya.
Untuk itulah, kata dia, dari pandemi covid-19 kita harus bisa belajar sebagai satu bangsa untuk memahami betapa pentingnya membangun sinergi bersama dan berjuang bersama.
"Mengatasi pandemi ini kita harus mengatasi cara pikir dan cara pandang di bawah satu kendali yang terpadu untuk mengatasi berbagai kesulitan dari wabah yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya," kata Fadjar.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Gita Irawan)