Vaksin Merah Putih Segera Masuki Uji Klinik Tahap 1, Diharapkan Bisa untuk Booster
Universitas Airlangga Serahkan bibit Vaksin Merah Putih kepada PT. Biotis Pharmaceutical, yang didapuk jadi mitra untuk produksi vaksin merah putih.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Universitas Airlangga menyerahkan bibit Vaksin Merah Putih kepada PT. Biotis Pharmaceutical, yang didapuk sebagai salah satu mitra untuk memproduksi vaksin Merah Putih.
Hal ini menandai, vaksin Covid-19 ini segera memasuki proses uji klinik tahap 1.
“Saya ucapkan rasa bangga yang sangat tinggi kepada rekan-rekan di Universitas Airlangga yang telah mampu menghasilkan seed vaksin dalam negeri,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangannya, Selasa (9/11/2021).
Vaksin Merah Putih merupakan vaksin yang dikembangkan oleh peneliti Indonesia guna memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 di Tanah Air.
Pada prosesnya, pengembangan vaksin merah putih turut melibatkan berbagai institusi.
Baca juga: Tunjang PTM, Ketua DPR Minta Vaksinasi untuk Anak Usia 6-11 Tahun Segera Diimplementasikan
Baca juga: Kedatangan Tahap ke-115, Empat Juta Vaksin Sinovac Tiba di Tanah Air
Universitas Airlangga menjadi salah satu anggota konsorsium yang mengembangkan Vaksin Merah Putih dengan platform inactivated virus.
Sebelum digunakan, bibit Vaksin Merah Putih telah melalui uji praklinis tahap 1,2 dan 3 kepada hewan dengan hasil yang aman dan baik.
Selanjutnya, bibit vaksin akan mulai dilakukan uji klinis tahap 1 kepada 100 orang, diteruskan dengan uji klinis tahap 2 pada Januari 2022 kepada 400 orang dan uji klinis terakhir atau yang ketiga pada Februari 2021 kepada sekitar 1000 orang.
“Ini kan sudah lulus uji praklinis ke hewan, kalau bisa uji klinisnya mulai tahun ini, untuk mengukur keamanannya,” tutur Menkes.
Diharapkan Bisa untuk Vaksin Booster
Tak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, bibit vaksin Merah Putih diharapkan nantinya bisa dikembangkan untuk memberikan vaksin booster dan vaksin bagi anak-anak usia 5-12 tahun.
Baca juga: Kedatangan Tahap ke-115, Empat Juta Vaksin Sinovac Tiba di Tanah Air
“Karena saat ini baru ada satu vaksin yang bisa digunakan untuk anak usia 5-12 tahun. Padahal ada 30 juta anak-anak di Indonesia yang menjadi sasaran penerima vaksin COVID-19,” terangnya.
Menkes menambahkan keberhasilan Univeritas Airlangga menemukan vaksin sendiri, merupakan tonggak sejarah dalam perkembangan sistem kesehatan Indonesia. Pihaknya ingin momentum baik ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan sarana dan prasaran terutama fasilitas dan kompetensi pengembangan vaksin.
“Saya berharap Indonesia bisa menguasai teknologi, bukan hanya berbasis dari teknologi virus bukan hanya berbasis teknologi protein rekombinan maupun asam nukleat,” kata Menkes.