Prof Wiku Adisasmito: Herd Immunity yang Tercapai Nanti, Tak Serta Merta Membuat Kita Bebas
Maka dari itu, harus diupayakan kasus rendah. Produktivitas masyarakat dilakukan dengan penerapan 3M, 3T, dan vaksinasi.
Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Pandemi COVID-19 telah memberikan efek yang sangat besar pada sektor perekonomian di banyak negara, termasuk Indonesia.
Bukan hanya usaha mikro dan menengah yang terkena dampak signifikan, namun perusahaan yang tergolong usaha besar juga terkena imbasnya.
Penanganan COVID-19 di dunia Industri sangat penting. Khususnya dalam hal ketahanan dan keberlangsungan bisnis baik saat ini maupun di masa depan.
Prof. drh. Wiku Adisasmito, selaku Koordinator Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, menyampaikan bahwa herd immunity yang tercapai suatu saat nanti, tidak serta merta membuat kita bebas.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Eropa Naik Lagi, Kapan Pandemi Berakhir Kian Tak Pasti
Baca juga: Strain Baru Covid-19 Ditemukan di Perancis dengan Protein Lonjakan yang Diubah
"Kita harus mampu membuat kedaruratan kesehatan masyarakat yang ditetapkan menjadi ketahanan masyarakat yang fluktuatif," kata Wiku dalam seminar online seri 38 yang mengangkat tema “Building Resilience and Sustainability Against COVID-19 Pandemic” yang digagas Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) pada November 2021 ini.
Artinya, lanjut dia, tergantung kehidupan dari masyarakat itu sendiri.
"Maka dari itu kita harus mengupayakan kasus rendah. Produktivitas maksimal dengan 3M, 3T dan vaksinasi," katanya.
Baca juga: Tak Ada Kasus Covid-19 di 29 Prefektur Wilayah Jepang
Sementara, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, selaku Dirjen. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI yang menyampaikan upaya menyiapkan infrastruktur kesehatan dalam menghadapi bencana wabah dan pandemi.
Menurut dia, visi pimpinan dan kondisi krisis memberikan kesempatan terbaik untuk berubah yaitu COVID-19 telah membuat kesehatan prioritas nomor satu, pandemi menyadarkan kita pentingnya ketahanan sektor kesehatan.
Kemudian, Prof. Fatma menyampaikan beberapa hal seperti: konsep dan definisi COVID-19 sebagai bencana, hubungan, sustainability dan resilience dalam bencana, peran akademisi dan peneliti dalam pengurangan risiko bencana kesehatan, kolaborasi riset kebencanaan (pemerintah dan universitas) untuk pembelajaran berkelanjutan.
Seminar ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan mengenai kondisi perkembangan pandemi saat ini, potensi tantangan COVID-19 ke depan.
Selanjutnya perencanaan dan kebijakan strategis membangun ketahanan dan keberlangsungan dalam melawan COVID-19, serta memberikan pandangan dan umpan balik dari beberapa praktisi terhadap penanganan pandemi COVID-19 di tempat kerja saat ini dan mempersiapkan ketahanan serta keberlangsungan industri dalam tantangan ke depan.