Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Epidemiolog Usul Pemerintah Gunakan Metode Ini untuk Deteksi Omicron

Dicky Budiman menyarankan agar pemerintah turut mengikuti apa yang dilakukan banyak negara maju dalam upaya mendeteksi varian baru virus corona (Covid

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Epidemiolog Usul Pemerintah Gunakan Metode Ini untuk Deteksi Omicron
Justin TALLIS / AFP
Gambar ilustrasi yang diambil di London pada 2 Desember 2021 menunjukkan empat jarum suntik dan layar bertuliskan 'Omicron', nama varian baru covid 19, dan ilustrasi virus. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyarankan agar pemerintah turut mengikuti apa yang dilakukan banyak negara maju dalam upaya mendeteksi varian baru virus corona (Covid-19) Omicron.

Menurutnya, tidak semua varian harus dilakukan pengujian (testing) genome sequencing.

"Saran saya, untuk mendeteksi keberadaan Omicron ini, ya nggak semuanya harus diuji genome sequencing sebetulnya," ujar Dicky, dalam pesan singkatnya kepada Tribunnews, Rabu (8/12/2021).

Ia kemudian menjelaskan bahwa banyak negara maju yang melakukan Polymerase Chain Reaction (PCR) test dengan metode yang disebut 'proxy method'.

"Negara-negara maju atau banyak negara pun juga melakukan yang disebut dengan PCR testing, tes PCR tapi dilakukan namanya dengan proxy method," jelas Dicky.

Metode ini akan melakukan tracking terhadap varian yang kali pertama diidentifikasi di Afrika Selatan itu.

Berita Rekomendasi

"Mana yang gagal dideteksi gen S-nya dengan PCR, itu yang terduga besar adalah omicron, itu yang diperlakukan sebagai terduga omicron," tegas Dicky.

Baca juga: Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Tegaskan Tak Ada Temuan Varian Omicron, Begini Penjelasannya

Dicky pun menyebut proxy method tersebut dapat diterapkan pula di Indonesia, sehingga tidak perlu menunggu tes genome sequencing yang membutuhkan waktu cukup lama.

"Nah ini bisa kita lakukan di Indonesia, jadi nggak mesti menunggu, karena kan awal genome sequencing bisa lama, bisa berminggu-minggu, apalagi di Indonesia," pungkas Dicky.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas