Varian Omicron Sudah Masuk Indonesia, Epidemiolog: Penularannya Jauh Lebih Cepat dari Varian Delta
Varian Covid-19 Omicron telah masuk di Indonesia. Epidemiolog pun mengingatkan soal penularannya yang jauh lebih cepat dibanding varian Delta.
Penulis: Nuryanti
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Varian Covid-19 Omicron telah masuk di Indonesia.
Epidemiolog pun mengingatkan soal penularannya yang jauh lebih cepat dibanding varian Delta.
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menyampaikan temuan satu kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia.
Kasus tersebut didapatkan dari pemeriksaan mendalam pada hasil sampel petugas kebersihan di RSDC Wisma Atlet Jakarta, yang sebelumnya dinyatakan positif.
Ia juga menyatakan terdapat kasus probable, yakni kemungkinan kasus Omicron pada lima orang di Wisma Atlet.
Dua orang di antaranya adalah WNI, dan tiga yang lainnya WNA.
Semua orang dengan kasus probable ini sudah dikarantina secara ketat.
Baca juga: Sebaran 213 Corona 16 Desember 2021, Tertinggi DKI Jakarta Sumbang 40 Kasus, Papua Barat 5 Besar
Baca juga: Sudah Masuk Indonesia, Ini yang Perlu Diketahui tentang Covid-19 Omicron, Gejala dan Cara Menyikapi
Lantas, bagaimana tingkat keparahan dari varian Omicron?
Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman menjelaskan, semua varian Covid-19 mempunyai gejala yang sama.
Menurut Budiman, sebagian besar pasien Covid-19 mengalami gejala ringan dan sedang.
"Kalau yang harus dipahami, apapun variannya, gejala ini sama."
"(Gejala) 80 persen ringan-sedang, mau itu Alpha, Beta, Delta sampai Omicron saat ini," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (16/12/2021).
"Artinya ada 20 persen orang ke rumah sakit, yaitu orang yang bukan hanya semuanya harus komorbid, bisa saja biasa-biasa saja," jelas dia.
Budiman lalu mengingatkan, varian Omicron lebih cepat menular daripada varian Delta.
Meski Indonesia sudah pernah mengalami dampak varian Delta, masyarakat harus tetap waspada.
"Namun, yang membuat kita sangat hati-hati, Omicron ini dalam kecepatan penularannya jauh lebih cepat dari Delta," ungkapnya.
"Kita kan sudah mengalami dampak Delta. Jangankan lebih dari Delta, sama saja kita sudah mengalami dampaknya seperti apa," sambungnya.
Baca juga: Omicron Masuk RI, Menkominfo Imbau Masyarakat Jangan ke Luar Negeri
Baca juga: Omicron Masuk Indonesia, Ini Imbauan Pemerintah Terkait Karantina Pelaku Perjalanan Internasional
Epidemiolog ini berujar, mayoritas masyarakat kini sudah memiliki imunitas tubuh yang kuat.
Kondisi ini berbeda saat Indonesia menghadapi varian Delta beberapa bulan lalu.
"Hal yang membuat kenapa Omicron ini terlihat seperti tak terlalu hebat seperti Delta awal-awal, ini karena mayoritas jumlah orang yang memiliki imunitas sudah banyak."
"Baik karena vaksinasi, baik karena terinfeksi (Corona)," lanjut Budiman.
Omicron Terdeteksi di Indonesia
Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengumumkan temuan kasus pertama Covid-19 varian Omicron di Indonesia pada Kamis (16/12/2021).
Kasus pertama omicron ini terdeteksi pada seorang petugas kebersihan berinisial N yang bekerja di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.
“Kementerian Kesehatan telah mendeteksi seorang pasien terkonfirmasi Omicron pada tanggal 15 Desember."
"Data-datanya sudah kita konfirmasikan ke GISAID dan telah dikonfirmasi kembali dari GISAID bahwa memang data ini data sequencing Omicron,” ujarnya dalam keterangan pers, yang dikutip dari laman Kemenkes.
Baca juga: Varian Omicron Masuk Indonesia, Kepatuhan Protokol Kesehatan Malah Menurun
Baca juga: Polisi Waspada, Kasus Varian Omicron Mulai Masuk di Indonesia
Budi merinci para petugas kebersihan Wisma Atlet diambil sampel rutin pada 8 Desember 2021.
Hasil pemeriksaan keluar pada 10 Desember 2021, dan didapati 3 orang terkonfirmasi positif Covid-19.
Ketiga sampel selanjutnya dikirim ke Balitbangkes untuk dilakukan Whole Genome Sequencing (WGS).
Hasil pemeriksaan sampel keluar pada 15 Desember dan didapati 1 dari 3 sampel terkonfirmasi positif varian Omicron.
“Ada 3 petugas kebersihan di RSDC Wisma Atlet yang positif PCR-nya, tapi yang terkonfirmasi positif Omicron adalah satu orang,” kata Menkes.
Seluruhnya kini telah menjalani karantina di Wisma Altet.
Ketiganya dalam kondisi sehat, tanpa ada gejala, tanpa batuk, dan tanpa demam.
Dari hasil pemeriksaan PCR juga hasilnya telah negatif.
Selain temuan kasus konfirmasi varian Omicron, Kementerian Kesehatan juga mengidentifikasi adanya 5 kasus probable Omicron.
Kelimanya telah dikarantina dan sudah dilakukan pemeriksaan khusus yang sudah dikirimkan Balitbangkes.
Baca juga: Kasus Omicron Terdeteksi di RI, Kemenhub Perketat Protokol Kesehatan di Semua Moda Transportasi
Baca juga: Muncul Omicron, Menkes Imbau Masyarakat Tidak Liburan ke Luar Negeri, Indonesia Lebih Aman
Hasilnya akan diketahui 3 hari mendatang untuk melihat apakah sampel tersebut positif Omicron atau bukan.
“Dengan pemeriksaan khusus SGTF, kita mendeteksi 5 kasus probable omicron 2 kasus warga Indonesia yang baru balik dari Inggris dan AS, 3 lainnya WNA dari Tiongkok yang ke Manado yg sekarang dikarantina di Manado,” jelas Budi.
Ia mengatakan, penyebaran Omicron terbukti sangat cepat.
Di Inggris misalnya dari 10 kasus/hari saat ini sudah mencapai 70.000 kasus/hari.
Hal itu jauh lebih tinggi dari puncak kasus di Indonesia pada Juli 2021 di angka 50.000 kasus/hari.
(Tribunnews.com/Nuryanti)