Kasus Omicron Terus Bertambah, Epidemiolog: Waspada tapi Jangan Panik
Semakin banyak penduduk yang memiliki antibodi terhadap Covid-19 pada jumlah yang memadai akan sangat bermakna mengurangi penularan
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Kasus covid-19 varian Omicron terus menunjukkan pertambahan.
Bahkan penularan tidak hanya terjadi dari pelaku perjalanan luar negeri tetapi juga transmisi lokal.
Per Sabtu, 15 Januari 2022, kasus positif Covid-19 varian Omicron mencapai 748 orang.
Terkait hal tersebut, Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan mengatakan kasus Omicron dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) dan transmisi komunitas perlu dipisahkan.
Menurutnya, 75% kasus Covid-19 saat ini berasal dari pelaku perjalanan luar negeri.
Baca juga: BPOM Tambah Dua Daftar Kombinasi Vaksin Booster untuk Covid-19
"Masyarakat harus menyikapi kenaikan kasus ini dengan waspada tetapi tidak perlu panik. Cara pencegahan Covid-19 varian apa pun tetap sama, yaitu protokol kesehatan, testing, lacak, isolasi, vaksinasi," kata Iwan, Senin(17/1/2022).
Menurut dia, semakin banyak penduduk yang memiliki antibodi terhadap Covid-19 pada jumlah yang memadai akan sangat bermakna mengurangi penularan, hospitalisasi, dan kematian.
Dia juga menilai jika strategi pemerintah berjalan dengan baik, masyarakat selalu taat protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi, Indonesia bisa melewati periode kenaikan kasus Covid-19.
Kata Iwan, kenaikan kasus Covid-19 saat ini disebabkan oleh penyebaran varian Omicron dan setelah peningkatan mobilitas penduduk dan kerumunan saat libur akhir tahun.
Baca juga: Menkes: Jokowi Minta Obat Covid-19 Molnupiravir dan Paxlovid Bisa Didapat di Apotek
"Pada kasus Omicron, banyak kasus terdeteksi pada PPLN, yang berarti karantina kita berfungsi untuk mencegah kasus dari luar negeri ini menyebar di masyarakat," pungkasnya.
Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi mengatakan bahwa pemerintah akan terus mendorong vaksinasi dosis kedua untuk umum dan lansia, terutama di provinsi, kabupaten, kota yang belum mencapai 70%.
"Pak Menko (Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan) sudah memohon khusus kepada seluruh kepala daerah dan pimpinan wilayah di daerah-daerah yang dosis dua umum dan lansia masih di bawah 70% untuk mempercepat vaksinasi supaya memberikan perlindungan terhadap varian Omicron," kata Jodi.
Jodi menjelaskan, pemerintah menyiapkan langkah-langkah mitigasi, seperti akselerasi vaksin booster bagi seluruh masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah Jabodetabek dan penegakan protokol kesehatan yang lebih masif.
"Persyaratan masuk ke tempat publik akan diperketat, hanya yang sudah vaksinasi dua kali dapat beraktivitas di tempat publik," kata Jodi.
Jodi menuturkan, pemerintah akan terus memantau secara ketat perkembangan dan lonjakan kasus yang disebabkan Omicron. Kemudian, memastikan sistem kesehatan sudah cukup siap dalam menghadapi penambahan kasus.
"Namun, langkah-langkah preventif dari kesadaran masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan merupakan kunci utama menekan laju penyebaran kasus ini," pungkasnya .(Willy Widianto)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.