Epidemiolog Ingatkan Dampak Omicron, Jangan Anggap Sepele
Pemerintah pun terus menggenjot cakupan vaksinasi Covid-19 di seluruh wilayah Tanah Air. Dengan harapan imunitas masyarakat terbentuk.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengingatkan agar tak menganggap sepele dampak varian Omicron.
Menurutnya lonjakan kasus positif Covid-19 bisa saja membebani fasilitas kesehatan. Pasalnya penyebaran varian delta juga belum selesai.
"Termasuk dalam hal ini adanya potensi beban di fasilitas kesehatan, bisa mencapai rekor juga. Ini artinya harus bersikap sangat waspada dengan meresponsnya sangat kuat," imbuh saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Selasa (18/1/2022).
Baca juga: UPDATE Kasus Omicron di Indonesia: Tambah 268 Positif, Total 840 Orang
Pemerintah pun terus menggenjot cakupan vaksinasi Covid-19 di seluruh wilayah Tanah Air. Dengan harapan imunitas masyarakat terbentuk.
Namun menurut Dicky, tingkat penyebaran Omicron terbilang tinggi ketimbang varian sebelumnya.
"Meski faktanya di tengah cakupan vaksinasi yang saat ini jauh lebih baik dibanding waktu varian Delta, tapi ternyata Omicron bisa mengubah itu. Artinya ini enggak sepele, Omicron ini bukan diangggap varian lemah, bahkan sebaliknya. Ini harus disadari," tambahnya.
Baca juga: 174 dari 840 Kasus Omicron di Indonesia Merupakan Transmisi Lokal
Potensi gelombang ketiga Covid-19 diprediksi terjadi pada Februari 2022. Hal itu harus diwaspadai.
"Omicron bisa tetap berdampak signifikan pada perburukan situasi pandemi di tengah mayoritas memiliki imunitas. Itu berarti serius," tutur Dicky.