Hadapi Varian Omicron Tak Perlu Lockdown, Epidemiolog Ini Ungkap Hal-hal yang Harus Diperhatikan
Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) saat ini masih terhitung penting. Terutama dalam merespons varian Omicron.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) saat ini masih terhitung penting. Terutama dalam merespons varian Omicron.
Di sisi lain, pemberlakuan lockdown untuk sebuah negara tidak lagi terlihat efektif.
Hal ini dikarenakan cakupan vaksin Covid-19 atau imunitas yang sudah cukup untuk konteks Jawa-Bali.
"Tapi pada daerah, bicara Omicron bergantung pada lanskap imunitas di wilayah provinsi atau kabupaten dan kota. Bahwa urgensi atau keperluan menerapkan PPKM level 3-4 bergantung pada lanskap imunitas itu," kata Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman Indonesia pada Tribunnews, Senin (31/1/2022).
Baca juga: Ridwan Kamil Sebut Tengah Evaluasi PPKM hingga PTM di Jabar Seiring Kasus Covid-19 Meningkat
Baca juga: Jokowi Perintahkan Jajarannya Lakukan Pendekatan Berbeda Hadapi Varian Omicron
Namun sekali lagi hal ini juga dipengaruhi pada testing, tracing dan treatment (3T).
Oleh karena itu beberapa strategi dapat dilakukan untuk meningkatkan imunitas di masyarakat.
Di antaranya perlu akselerasi dengan pemberian booster, serta pemberian vaksin Covid-19 pada kelompok yang baru memulai program vaksin. Misalnya pada kelompok anak.
Dan jika ingin memberlakukan PPKM, maka data menjadi penting. Dimulai data cakupan vaksinasi, hingga perkembangan infeksi yang diperoleh dari 3T.
"Pada saat ini, penerapan level satu cukup berbahaya. Setidaknya untuk memberikan respon yang tepat pada situasi sekarang adalah memberlakukan PPKM level dua. Di sisi lain, kita harus melihat konteks kapasitas fasilitas kesehatan," pungkasnya.