Pakar Epidemiologi Sebut Menghentikan PTM Sementara Minimalisir Risiko
Sejauh ini kluster pendidikan atau infeksi dari sekolah tak dominan dibandingkan kluster rumah tangga. Namun itu bermanfaat untuk minimalisir risiko.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menurut pakar epidemiologi Griffith University Dicky Budiman untuk mengetahui dan memahami situasi pandemi Covid-19 saat ini, memerlukan pengalaman, penelitian dan komprehensif.
Berdasarkan pengalaman, Dicky menilai situasi pandemi saat ini sudah sangat serius dan mengancam.
"Khususnya bagi anak-anak di bawah 6 tahun," ungkap kata Dicky kepada Tribunnews, Jumat (3/2/2022).
Menurut Dicky, dengan menempatkan anak-anak di rumah atau dengan menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) sementara waktu dapat meminimalisir risiko.
"Termasuk sekolah dan kuliah, sudah ditempatkan dalam risiko yang lebih rendah, misalnya online, setidaknya selama sebulan ke depan akan mengurangi banyak risiko," kata Dicky menambahkan.
Baca juga: Dinas Pendidikan Kota Medan: PTM Tetap Berlangsung
Manfaat tidak hanya dirasakan pada diri sendiri. Tapi juga pada anggota keluarga yang belum vaksin atau kelompok berisiko seperti lansia dan memiliki komorbid.
Sejauh ini kluster pendidikan atau infeksi dari sekolah tidak dominan dibandingkan kluster rumah tangga.
Namun menunda pembelajaran tatap muka menurut Dicky dapat bermanfaat.
"Tentunya hal ini harus disertai dengan pembatasan sektor lain. Apakah itu di tempat wisata dan kemudian juga WFH tadi. Meskipun tidak harus ada lockdown. Tapi setidaknya konteks sekolah, aktivitas perkantoran, sifatnya jauh lebih bisa dikendalikan," papar Dicky lagi.
Oleh karena itu penting melakukan akselerasi vaksinasi Covid-19. Terutama menjalankan protokol kesehatan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.