Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

FAKTA Vaksin Merah Putih, Ditargetkan Jadi Vaksin Primer dan Booster pada Agustus 2022

Berikut fakta vaksin Merah Putih yang bakal menjadi vaksin primer dan booster pada Agustus 2022.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in FAKTA Vaksin Merah Putih, Ditargetkan Jadi Vaksin Primer dan Booster pada Agustus 2022
freepik.com
Ilustrasi vaksin - Vaksin Merah Putih ditargetkan dapat digunakan pada Agustus 2022. 

TRIBUNNEWS.COM - Penggunaan vaksin Merah Putih ditargetkan bisa digunakan mulai Agustus 2022.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia, FX Sudirman.

Selain itu, ia juga mengungkapkan, vaksin Merah Putih akan digunakan sebagai vaksin primer dosis pertama dan kedua serta vaksin booster atau vaksin dosis ketiga, dikutip dari Kompas.com.

"Mohon doa restu agar pelaksanaan uji klinik berjalan lancar dan sesuai target lalu saat Agustus masyarakat Indonesia dapat memanfaatkan vaksin Merah Putih baik sebagai vaksin primer maupun booster," ujar Sudirman Senin (7/2/2022).

Mengenai perencanaan penggunaan vaksin Merah-Putih, BPOM telah memberikan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) perdana.

Baca juga: Bupati Pamekasan Jelaskan Mengenai Isu Uang Bisa Nempel di Tubuh Setelah Vaksin Covid-19

Baca juga: Akses Sertifikat Vaksin Covid-19 Internasional Standar WHO di PeduliLindungi, Ini Caranya

Sementara pemberian izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) akan diberikan pada Juli 2022 dikutip dari Tribunnews.

Namun di balik vaksin Merah Putih yang bakal digunakan beberapa bulan lagi ini terdapat fakta mengenai pembuatan hingga pengembangannya.

Berita Rekomendasi

Berikut ulasannya.

Pernah Diklaim Mampu Lawan Varian Delta

Dikutip dari Kompas TV, vaksin Merah Putih ini pernah diklaim dapat melawan mutasi varian delta.

Hal tersebut diungkapkan oleh tim peneliti dari Universitas Airlangga pada 11 Oktober 2021.

Selain itu, vaksin ini juga diklaim dapat memberikan efikasi vaksin di atas 90 persen.

Untuk informasi, efikasi adalah tingkat kemanjuran vaksin dalam melawan suatu penyakit pada orang yang sudah divaksinasi saat tahap uji klinis.

Baca juga: Studi AS Percobaan Booster Khusus Omicron, Hasilkan Grafik Sebanding dengan Vaksin Booster Lain

Sementara mengenai klaim tersebut berdasarkan uji pra klinik tahap kedua dan uji tantang pada hewan makaka yang menunjukkan hasil yang baik.

Terhambat karena Tim Belum Berpengalaman Buat Vaksin secara Mandiri

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko. (Tribunnews.com/Larasati Dyah Utami)

Dalam pengembangannya, vaksin Merah-Putih mengalami beberapa hambatan.

Dikutip dari health.grid.id, hambatan pengembangan yang dimaksud dikemukakan oleh Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko saat rapat dengan Komisi VII DPR RI pada 24 Januari 2022.

Hambatan pertama yang dibeberkan oleh Laksana adalah belum adanya pengalaman tim pembuatan vaksin Merah Putih dalam pengembangan vaksin secara mandiri.

"Dalam konteks vaksin Merah Putih perlu saya sampaikan bahwa problem utama vaksin Merah Putih di Indonesia itu adalah, pertama kita belum miliki tim yang memiliki pengalaman mengembangkan vaksin dari scratch (secara mandiri)," tutur Laksana.

Lalu hambatan kedua menurut Laksana adalah terbatasnya pengujian vaksin bedasarkan standar good manufacture practice (GMP) seperti di Bio Farma.

"Tentu kami tidak bisa melakukan di Bio Farma terus menerus jika banyak karena dia juga harus produksi vaksin reguler yang dibutuhkan secara besar-besaran," bebernya.

Baca juga: Jalankan Amanat Presiden, BIN Lanjutkan Percepatan Vaksinasi Covid-19

Terakhir adalah kendala fasilitas tempat untuk melakukan uji pra klinis di mana telah ada di Institut Teknologi Bandung (ITB) tetapi kemudian membutuhkan renovasi.

Dan sampai dengan akhir tahun sudah dilakukan renovasi dengan pembiayaan Kemenristek BRIN namun belum terverifikasi.

"Untuk itula BRIN berupaya membangun fasilitas GMP untuk produksi terbatas."

"Termasuk animal BSL 3 makaka (tempat uji pra klinis) dengan kapasitas 80 ekor dan ini sama sekali tidak murah," jelasnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Rina Ayu Panca Rini)(Kompas.com/Mutia Fauzia)(Kompas TV/Dea Davina)(Health Grid/Anjar Saputra)

Artikel lain terkait Virus Corona

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas