Pemerintah Yakin PPKM Level 3 Bisa Turunkan Kasus Covid di Jawa-Bali
Jubir vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi meyakini PPKM kali ini akan berhasil menekan penularan Covid-19.
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus penularan Covid-19 di Indonesia diyakini akan menurun jika masyarakat konsisten menerapkan kebijakan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Pemerintah telah memutuskan untuk meningkatkan level PPKM di Jabodetabek, DIY, Bali, dan Bandung Raya menjadi level 3 hingga 14 Februari 2022.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi meyakini PPKM kali ini akan berhasil menekan penularan Covid-19.
“Iya karena kan kita sudah pernah bisa menurunkan kasus dalam 3 minggu dari puncak kasus Delta dan menekan terus kasus positif dengan kebijakan PPKM,” kata Nadia dalam pernyataannya, Jumat (11/2/2022).
Nadia membeberkan kunci keberhasilan PPKM adalah kerja sama dan pengertian serta kepatuhan masyarakat terhadap kebijakan PPKM itu.
Pendapat senada dikatakan ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan.
Baca juga: Pakar Epidemiologi Nilai Penerapan PPKM Level 3 Untuk Jawa-Bali Cukup Ideal
“PPKM dan vaksinasi akan berhasil menekan penularan, perawatan rumah sakit, dan kematian akibat Covid-19. Kunci keberhasilannya adalah penerapan PPKM yang konsisten,” kata Iwan.
Dia memprediksi puncak transmisi pada akhir Februari atau awal Maret.
“Setelah itu jumlah kasus baru akan turun dan menuju ke kondisi wabah terkendali,” ujar Iwan.
Sementara itu Pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Laura Navika Yamani mengatakan PPKM diikuti upaya intervensi pemerintah dengan mempercepat penyuntikan vaksin dosis 1 dan 2 serta booster.
Menurut dia, percepatan vaksinasi itu akan menekan keparahan dan kematian akibat Covid-19.
Baca juga: Momen Ibadah Salat Jumat di Masjid Istiqlal Saat PPKM Level 3 di Jakarta
“Tetapi yang perlu dipahami kombinasi dengan 3M dan 3T masih sangat penting terlebih-lebih ketika lonjakan kasus terjadi,” kata Laura.
Dia menjelaskan kombinasi itu bisa menyelamatkan kelompok rentan yang apabila terkena Covid-19 akan menyebabkan keparahan penyakit atau bahkan kematian.
Kata dia, orang yang belum tervaksinasi termasuk kelompok rentan.
“Sehingga dengan 3M dan 3T bertujuan untuk menekan penyebaran Covid-19 termasuk menurunkan mobilisasi untuk tujuan yang tidak urgen. Pandemi belum dicabut artinya belum usai sampai dipastikan Covid-19 tidak menjadi masalah kesehatan yang berarti atau dapat dikendalikan,” pungkasnya.